BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karakteristik utama dari pinjaman berjangka pendek adalah
terlikuidasi sendiri(lunas) dalam waktu kurang dari setahun. Pinjaman jangka
pendek seringkali mendanai permintaan dana musiman atau temporer. Pendanaan
berjangka mendanai permintaan dana lebih permanen, seperti untuk aset tetap dan
tambahan – tambahan yang mendasari piutag dan persediaan. Pinjaman tersebut
biasanya dibayar dengan pengucuran arus kas selama periode beberapa tahun.
Akibatnya, sebagian besar dari pinjaman ini dibayar dengan angsuran rutin dan
periodik. Kami mengistilahkan pendanaan berjangka sebagai pendanaan yang
memiliki waktu jatuh tempo akhir antara 1 sampai 10 tahun dapat juga terjadi.
Bab ini akan membahas berbagai
jenis utang berjangka dan pendanaan sewa usaha beserta contoh soal. Ada salah
satu kutipan dari seorang tokoh yang bernama William Shakespeare Sonnet XVIII “angin kencang, mengguncang kelopak bunga
dibulan mei, dan sewa dimusim kemarau membuat hari terasa singkat...”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pinjaman berjangka
Bank komersial adalah sumber utama dari
pendanaan berjangka. Terdapat dua fitur pinjaman berjangka (term loan) yang bank membadakannya dengan jenis pinjaman bisnis
lainnya. Pertama, pinjaman berjangka memiliki jatuh tempo akhir lebih dari 1
tahun. Kedua, pinjaman berjangka sering kali merupakan kredit yang diperpanjang
berdasarkan perjanjian pinjaman resmi. Secara umum, pinjaman ini dibayar
kembali dengan angsuran secara peridik, setiap tiga bulan, setiap enam bulan
atau setiap tahun, yang mencakup bunga dan pokoknya. Jadwal pembayaran
biasanyabergantung pada kemampuan arus kas peminjam untuk membayar utang.
Umumnya, jadwal pelunasan memerlukan angsuran periodic dalam jumlah yang sama,
namun ada juga yang jumlahnya tidak sama atau dibayar sekaligus pada waktu
jatuh tempo akhir. Kadang-kadang pinjaman diamortisasi dilunasi secara bertahap
dalam angsuran, periodic yang sama, kecuali untuk pembayaran akhir tertinggi (ballon payment) pembayaran yang
jumlahnya jauh lebih besar daripada angsuran lainnya. Kebanyakan pinjaman
berjangka bank diterbitkan dengan waktu jatuh tempo awal selama 3-5 tahun.
1.
Biaya dan
Manfaat
Umumnya, tingkat bunga
dari pinjaman berjangka lebih besar daripada tingkat bunga dari pinjaman jangka
pendek untuk peminjaman yang sama. Jika perusahaan dapat meminjam pada tingkat
bunga utama untuk pinjaman jangka pendek, perusahaan mungkin akan membayar 0,25
sampai 0,50 persen lebih besar untuk pinjaman berjangka. Tingkat bunga yang
lebih tinggi merupakan kompensasi dari eksposur risiko yang lebih panjang bagi
pemberi pinjaman.
Tingkat bunga pinjaman
berjangka biasanya dengan 2 cara: (1) Tingkat bunga tetap selama masa pinjaman,
atau (2) tingkat bunga variable yang disesuaikan dengan perubahan tingkat bunga
pasar. Kadang kala ditentukan tingkat bunga batas bawah dan batas atas untuk
membatasi jarak fluktuasi tingkat bunga.
Selain biaya bunga,
peminjam diminta membayar beban hukum yang ditanggung bank dalam pembuatan
perjanjian pinjaman. Juga biaya komitmen (commitment
fee) dapat juga dikenakan untuk periode komitmen ketika pinjaman tidak
“diambil”. Untuk pinjaman berjangka biasa, biaya-biaya tambahan ini biasanya
cukup kecil dibandingkan total biaya bunga pinjaman. Umumnya, biaya untuk
bagian yang tidak digunakan dari suatu komitmen adalah sekitar 0,25 persen
sampai 0,75 persen. Sebagai contoh, anggaplah biaya komitmen adalah 0,50% dari
komitmen sebesar $1 juta dan perusahaan mengambil seluruh pinjaman berjangka 3
bulan setelah komitmen tersebut. Perusahaan akan berutang biaya komitmen ke
bank sebesar ($1 juta) x (0,005) x (3 bulan/12 bulan) = $1.250.
Keuntungan utama
pinjaman berjangka dari bank adalah fleksibilitasnya. Peminjam berurusan
langsung dengan pepberi pinjaman, dan pinjaman dapat disesuaikan dengan
kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung. Jika kebutuhan perusahaan
berubah, syarat dan kondisi pinjaman dapat direvisi. Dalam banyak contoh,
pinjaman berjangka bank dibuat untuk bisnis kecil yang tidak mempunyai akses ke
pasar modal dan tidak siap untuk menjual sejuritas ke publik. Kemampuan untuk
menjual sekuritas ke public berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan
pasar modal, sedangkan akses ke pendanaan pinjaman berjangka dapat diandalkan.
Bahkan perusahaan besar yang mampu masuk ke pasar public kadang-kadang merasa
lebih nyaman untuk mencari pinjaman berjanhka daripada menjual sekuritas ke
publik.
2.
Perjanjian
Kredit Bergulir
Perjanjian kredit bergulir (revolving credit agreement) adalah komitmen formal dari bank untuk
meminjamkan sejumlah uang ke perusahaan selama periode waktu tertentu. Wesel
yang menjadi bukti utang bersifat jangka pendek (biasanya 90 hari), namun
perusahaan dapat memperbaharuinya atau menambah pinjaman, sampai jumlah
maksimum tertentu, selama durasi komitmen. Banyak komitmen kredit bergulir
berjangka untuk periode 3 tahun, meskipun perusahaan dapat meminta jangka waktu
yang lebih pendek. Sama dengan pinjaman berjangka tingkat bunga biasanya adalah
0,25% sampai 0,50% lebih tinggi dari tingkat bunga pinjaman kredit jangka
pendek ketika bank membuat komitmen kredit bergulir, bank terikat secara hokum
berdasarkan perjanjian pinjaman untuk menyediakan dana kapan pun perusahaan
ingin meminjam. Peminjam biasanya harus membayar ketersediaan ini dalam bentuk
biaya komitmen, misalnya 0,50 % per tahun, atau selisih antara jumlah yang
dipinjam dengan jumlah maksimum yang ditentukan.
Ketentuan pinjaman ini akanberguna ketika
perusahaan tidak pasti dengan kebutuhan dananya. Peminjam memiliki akses yang
fleksibel ke dana selama perioe ketidakpastian dan dapat membuat ketentuan
kredit yang lebih pasti ketika ketidakpastian teratasi. Ketentuan kredit
bergulir dapat disusun agar, ketika komitmen jatuh tempo, pinjaman yang masih
terutang dapat diubah menjadi pinjaman berjangka jika peminjam menginginkannya.
Misalkan perusahaan tempat anda bekerja sedang memperkenalkan produk baru dan
sedang menghadapi periode ketidakpastian selama beberapa tahun kedepan. Untuk
menyediakan fleksibilitas keuangan yang maksimum, anda dapat menyusun
perjanjian kredit bergulir tiga tahunan yang dapat dikonversi menjadi pinjaman
berjangka lima tahunan pada saat komitmen kredit bergulir berakhir. Pada akhir
tahun ketiga, perusahaan harus mengetahui kebutuhan dananya dengan lebih baik.
Jika kebutuhan ini permanen, atau hampir permanen, perusahaan bisa melaksanakan
pilihan ini dan mengambil pinjaman berjangka.
3.
Pinjaman
Berjangka Perusahaan Asuransi
Selain bank, perusahaan
asuransi jiwa dan beberapa investor institusional lainnya juga meminjamkan uang
berdasarkan jangka waktu namun berbeda dalam hal waktu jatuh tempo pinjaman
yang diperpanjang dan dalam hal tingkat bunga yang di bebankan. Secara umum,
perusahaan asuransi jiwa tertarik dengan pinjaman berjangka dengan waktu jatuh
tempo akhir lebih dari 7 tahun. Karena perusahaan ini tidak mendapatkan manfaat
dari saldo kompensasi atau bisnis lain dari peminjam, dan karena pinjamannya
biasanya memiliki jatuh tempo yang lama daripada pinjaman berjangka bank,
tingkat bunganya cenderung lebih tinggi daripada yang dibebankan oleh bank.
Untuk perusahaan asuransi, pinjaman berjangka merupakan sebuah investasi dan
harus memberikan imbal hasil yang sesuai dengan biaya pinjaman, serta resiko
dan jatuh tempo pinjaman dan hasil yang diberikan oleh alternative investasi
lainya. Karena perusahaan asuransi tertarik untuk menjaga agar dananya
digunakan tanpa gangguan, biasanya ada peneliti atas pembayaran awal, sedangkan
peneliti seperti ini tidak berlaku di bank. Pinjaman berjangka perusahaan
asuransi umumnya tidak dapat bersaing dengan pinjaman berjangka bank. Namun
demikian, keduanya saling melengkapi, karena masing-masing memiliki rentang
waktu jatuh tempo yang berbeda.
4.
Wesel Jangka
Menengah
Wesel jangka menengah
(medium term note-MTN) adalah jenis kewajiban utang yang ditawarkan secara
berkelanjutan, yang awalnya didesain pada tahun 1970-an untuk memenuhi
kesenjangan jatuh tempo antara surat berharga komersial dan obligasi jangka
panjang. Awalnya, MTN diterbitkan dengan rentang jatuh tempo antara Sembilan
bulan hingga dua tahun. Namun sekarang, jatuh tempo umumnya mencapai 30 tahun
atau lebih (sehingga istilah “jangka menengah” kurang tepat).
Munculnya pendaftaran administratif
(shelf registration) merupakan awal
nyata munculnya MTN, peraturan SEC415 membuat perusahaan lebih mudah menawarkan
utang jangka pendek dalam jumlah kecil ke publik secara berkelanjutan tanpa
harus mengurus ulang ke SEC setelah masing-masing penjualan.
Merrill Lynch aalah
perintis pasar MTN yang disponsori oleh diler pada awal tahun 1980-an. Saat
ini, beberapa pesaing seperti Goldman Sachs, Lehman Brothers dan CS First
Boston juga cukup aktif dan mendukung pasar sekunder. Penerbit MTN termasuk perusahaan
keuangan, bank atau induk perusahaan bank dan perusahaan industry.
MTN diperkenalkan
secara internasional pada pertengahan tahun 1980-an. Wesel jangka menengah Euro
diterbitkan dalam berbagai mata uang, jumlah, waktu jatuh tempo, dan dengan tingkat
bunga tetap atau mengambang. Jadi, awal yang sederhana pada tahun 1970-an pasar
MTN publik telah tumbuh menjadi sarana pendanaan multimiliar dolar
internasional.
B.
Ketentuan-Ketentuan Perjanjian Pinjaman
Ketika pemberi pinjaman
mengadakan pinjaman berjangka atau komitmen kredit bergulir, pemberi pinjaman
menyediakan dana bagi peminjam selama periode tertentu. Banyak hal yang dapat
terjadi pada kondisi keuangan peminjam selama periode tersebut. Untuk
mengamankan posisinya, pemberi pinjaman meminta peminjam untuk mempertahankan
kondisi keuangan dan, khususnya, posisi (aset dan liabilitas) lancarnya pada
tingkat yang minimal sama dengan ketika komitmen dibuat. Ketentuan untuk
perlindungan ini yang dimasukkan dalam perjanjian pinjaman disebut syarat
perjanjian utang (covenant)
protektif.
Perjanjian pinjaman (loan agreement) itu sendiri memberikan
kepada pemberi pinjaman otoritas hokum untuk mengambil tindakan apabila
peminjam melanggar ketentuan pinjaman tersebut. Tanpanya, pemberi pinjaman
tidak dapat berbuat apa-apa sebelum waktu jatuh tempo. Peminjam yang mengalami
kerugian atau tidak memperoleh perkembangan akan terkait dalam perjanjian
pinjaman tertulis, sehingga memberikan “peringatan awal” mengenai masalah
potensial yang lebih serius di masa mendatang. Maka pemberi pinjaman apat cepat
bertindak. Tindakan ini biasanya dalam bentuk kerja sama engan perusahaan
tersebut untuk meyelesaikan masalahnya. Pemberi pinjaman jarang meminta
pembayaran segera, meskipun memiliki hak hokum untuk hal ini. Umumnya, kondisi
yyang dilanggar oleh pinjaman dapat diabaikan atau perjanjian pinjaman iubah.
Intinya adalah bahwa pemberi pinjaman memiliki otoritas untuk bertindak.
1.
Perumusan
ketentuan
Perumusan
ketentuan-ketentuan yang bersifat membatasi harus disesuaikan dengan situasi
pinjaman. Pemberian pinjaman menyesuaikan ketentuan ini untuk semua
perlindungan pinjaman. Perlindungan yang diperlukan tidak mungkin diperoleh
dari satu kesatuan saja. Namun secara kolektif, ketentuan ini bertindak untuk memastikan likuiditas perusahaan secara
keseluruhan dan kemampuannya untuk melunasi utang. Syarat perjanjian utang
protektif dan penting dari perjanjian pinjaman dapat diklasifikasikan:
a.
Ketentuan umum
Persyaratan modal kerja adalah hal yang paling umum
digunakan dan merupakan ketentuan yang paling komprehensif dalam perjanjian
pinjaman. Tujuannya adalah mempertahankan posisi perusahaan saat ini dan
kemampuannya untuk melunasi utang. Sering kali, jumlah uang tertentu, misalnya
$6 juta, ditetapkan sebagai modal kerja minimum yang harus dipertahankan oleh
suatu perusahaan selama jangka waktu komitmen. Ketika pemberi pinjaman merasa
bahwa suatu perusahaan perlu meningkatkan modal kerjanya, pemberi pinjaman
dapat meningkatkan persyaratan modal kerja minimum selama jangka waktu
pinjaman. Penentuan moal kerja minimum biasanya didasarkan, pada jumlah modal
kerja saat ini dan modal kerja yang diproyeksikan, dengan memungkinkan adanya
fluktuasi musiman. Persyaratan pinjaman tidak boleh terlalu membatasi perusahaan
dalam menghasilkan laba. Jika peminjam mengalami kerugian besar atau
menghabiskan dana terlalu banyak untuk aset tetap, pembelian kembali saham
biasa, pembayaran deviden, penebusan utang jangka panjang dan seterusnya, maka
perusahaan mungkin akan melanggar persyaratan modal kerja.
b.
Ketentuan Rutin
Kategori kedua dari
batasan, yang biasanya ditemukan dalam perjanjian pinjaman, mencakup ketentuan
rutin yang biasanya bersifat tidak fleksibel. Umumnya, perjanjian pinjaman
meminta pinjaman untuk menyediakan laporan keuangan bagi bank dan
mempertahankan asuransi yang memadai. Selain itu, peminjam biasanya tidak
diperbolehkan menjual sebagian besar dari asetnya dan harus membayar pajak dan
kewajiban lainnya ketika jatuh tempo, kecuali yang memang boleh ditunda. Sebuah
ketentuan yang melarang penggadaian aset pinjaman di masa mendatang hampir
selalu dimasukkan dalam perjanjian pinjaman. Ketentuan penting ini disebut
klausul jaminan negatif.
c.
Ketentuan Khusus
Dalam perjanjian
pinjaman khusus, pemberi pinjaman menggunakan ketentuan khusus untuk mendapat
perlindungan yang diinginkan atas pinjamannya. Perjanjian pinjaman dapat berisi
pemahaman tertentu mengenai penggunaan hasil pinjaman, agar tidak aka nada
pengalihan dana ke tujuan lain selain yang telah disetujui ketika pinjaman
diajukan dan dinegoisasikan. Jika ada satu atau beberapa eksekutif yang penting
bagi efektivitas operasional perusahaan,
pemberi pinjaman dapat memaksa perusahaan untuk memberikan mereka asuransi
jiwa. Hasil pembayaran dari asuransi dapat dibayarkan ke perusahaan atau
langsung ke pemberi pinjaman, untuk diterapkan pada pinjaman. Perjanjian dapat
juga berisi klausul manajemen, dimana beberapa individu tertentu harus tetap
aktif bekerja di perusahaan selama periode pinjaman. Jumlah total gaji dan
bonus eksekutif kadang-kadang dibatasi dalam perjanjian pinjaman untuk
menghalangi kompensasi yang berlebihan bagi eksekutif, yang dapat mengurangi
laba. Ketentuan ini juga menutup lubang lainnya. Ketentuan ini menghalangi
pemegang saham besar yang menjadi pejabat di perusahaan untuk meningkatkan gaji
mereka sebagai ganti dari membayar dividen yang lebih tinggi, yang dibatasi
dalam perjanjian.
2.
Negosiasi
Batasan
Ketentuan yang baru
saja dideskripsikan menunjukkan syarat perjanjian utang yang sering digunakan
dalam perjanjian pinjaman. Dari sudut pandang pemberi pinjaman, dampak
keseluruhan dari ketentuan ini adalah untuk melindungi posisi keuangan peminjam
dan kemampuannya untuk melunasi pinjaman. Dengan perjanjian yang dirumuskan
dengan baik, peminjam tidak mengakami kesulitan keuangan tanpa melanggar
perjanjian, sehingga pemberi pinjaman mendapatkan otoritas untuk bertindak. Meskipun
pemberi pinjaman aktif dalam penetapan batasan, sifat membatasi dalam syarat
perjanian utang dibuat berasarkan negosiasi antara peminjam dan pemberi
pinjaman. Hasil akhir akan bergantung pada kekuatan tawar-menawar dari
masing-masing pihak yang terlibat.
C.
Pendanaan Peralatan
Peralatan menunjukkan aset lain
yang dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman. Jika perusahaan memiliki
peralatan yang dapat dijual atau sedang membeli peralatan seperti ini,
perusahaan biasanya dapat memperoleh semacam pendanaan. Karena syarat dari
pinjaman seperti biasanya lebih dari setahun, bukan pinjaman jangka pendek.
Sama dengan pinjaman yang dijamin lainnya, pemberi pinjaman mengevaluasi daya
jual dari barang jaminan tersebut dan akan meminjamkan sejumlah presentase
tertentu dari nilai pasar, bergantung pada kualitas peralatan. Sering kali,
jadual pelunasan pinjaman ditetapkan sesuai dengan jadwal depresiasi ekonomi
peralatan. Dalam menetapkan jadual pelunasan, pemberi pinjaman ingin diyakinkan
bahwa nilai pasar dari peralatan tersebut selalu melebihi saldo pinjaman.
Kelebihan nilai pasar yang
diharapkan atas peralatan tersebut diatas jumlah pinjaman adalah margin
pengaman (margin of safety), yang
besarnya berbeda-beda menurut situasinya. Misalnya, barang berputar dari
perusahaan pengiriman dengan menggunakan truk adalah barang jaminan bergerak
dan cukup mudah dijual. Akibatnya, pinjamannya bisa setinggi 80%. Peralatan
yang agak sulit dijual, seperti barang yang penggunaannya terbatas, tidak akan
mendapatkan pinjaman setinggi itu. Jenis mesin bubut tertentu mungkin memiliki
pasar yang lesu, dan pemberi pinjaman mungkin tidak akan memberi lebih dari 40%
dari nilai pasarnya. Beberapa peralatan bahkan terlalu khusus sehingga tidak
memiliki nilai sebagai barang jaminan.
1.
Sumber dan Jenis Pendanaan Peralatan
Bank komersial, perusahaan
pendanaan, dan penjual peralatan adalah beberapa sumber pendanaan peralatan.
Penjual peralatan mungkin mendanai pembelian dengan memiliki l yang dijamin
ataupun dengan menjual wesel tersebut ke lembaga keuangan lainnya atau ke pihak
ketiga. Tingkat bunganya akan bergantung pada sejauh mana penjual menggunakan
pendanaan sebagai alat penjualan. Penjual yang menggunakan pendanaan secara
ekstensif dapat menetapkan tingkat bunga yang menengah tetapi menutupi sebagian
biaya kepemilikan wesel dengan menetapkan harga yang lebih tinggi untuk
peralatan tersebut. Peminjam harus mempertimbangkan kemungkinan ini ketika
menentukan biaya pendanaan yang sebenarnya. Pinjaman peralatan dapat diperoleh
melalui hipotek barang bergerak atau melalui kontrak penjualan bersyarat.
2.
Hipotek Barang Bergerak.
Hipotek barang bergerak (chattel mortgage) adalah hak gadai (lien) atas properti selain real estat.
Peminjam menandatangani perjanjian jaminan agreement memberikan hak pemberi
pinjaman atas peralatan yang disebutkan dalam perjanjian. Untuk menyempurnakan
(membuat valid secara hukum) gadai, pemberi pinjaman menyerahkan salinan dari
perjanjian jaminan atau pernyataan pendanaan ke kantor publik di negara bagian
AS di mana peralatan tersebut berada. Dengan hak gadai yang valid, pemberi
pinjaman dapat menjual peralatan tersebut jika peminjam melanggar pembayaran
pokok atau bunga pinjaman.
3.
Kontrak Penjualan Bersyarat
Dengan ketentuan kontrak
penjualan bersyarat (conditional sales
contract) ,penjual peralatan tetap memiliki hakatas peralatan tersebut hingga
pembeli memenuhi semua klausul yang ada dalam kontrak tersebut. Pembeli
menandatangani perjanjian jaminan kontrak penjualan bersyarat untuk mengangsur
pembayaran secara periodik ke penjual selama periode waktu tertentu. Pembayaran
ini biasanya dilakukan per bulan atau pertiga bulan. Sebelum klausul kontrak
dipenuhi seluruhnya, penjual tetap berhak atas peralatan tersebut. Jadi,
penjual menerima uang muka dan wesel promes (promisson note )untuk saldo harga pembelian atas penjualan
peralatan. Surat tersebut dijamin dengan kontrak, yang memberikan otoritas bagi
penjual untuk memiliki kembali peralatan pembeli tidak memenuhi semua klausul
yang ada di kontrak. Penjual dapat menahan kontrak atau menjualnya, hanya dengan
menguasakannya, ke bank komersial atau perusa pendanaan. Bank atau perusahaan
pendanaan kemudian menjadi pemberi pinjaman dan menanggung kepemilikan jaminan
pada peralatan tersebut.
D.
Pendanaan sewa
sewa (lease) adalah sebuah kontrak. Menurut istilahnya, pemilik aset
(pihak yang menyewakan/lessor)
memberikan hak eksklusif kepada pihak lainnya (pihak penyewa/lessee) untuk menggunakan aset tersebut,
biasanya untuk periode waktu tertentu, dengan membayar sewa.
Kebanyakan dari kita telah
biasa mendengar sewa rumah, apartemen, kantor, atau kendaraan bermotor.
Beberapa dekade terakhir ini terdapat pertumbuhan besar dalam sewa aset bisnis,
seperti mobil dan truk, komputer, mesin, bahkan pabrik manufaktur. Keuntungan
nyata bagi pihak penyewa adalah penggunaan aset tanpa harus membelinya. Untuk
mendapatkan keuntungan ini, penyewa harus memenuhi beberapa kewajiban.
Kewajiban yang pertama dan yang utama adalah nelakukan pembayaran sewa secara
periodik, biasanya harus membelinya. Untuk mendapatkan keuntungan ini, penyewa
harus memenuhi beberapa kewajiban. Kewajiban yang pertama dan yang utama adalah
nelakukan pembayaran sewa secara periodik, biasanya per bulan atau per tiga
bulan. Selain itu, kontrak sewa menentukan siapa yang akan merawat Dalam sewa
jasa penuh (atau perawatan), pihak yang menyewakan membayar perawatan,
perbaikan, pajak, dan asuransi. Dalam sewa neto (net lease), penyewa yang membayar biaya biaya ini.
Sewa dapat dibatalkan atau
tidak dapat dibatalkan, jika dapat dibatalkan maka akan ada penalti. Misalnya
sewa operasional (operating lease)
untuk ruang kantor bersifat jangka pendek dan sering dapat dibatalkan oleh
penyewa dengan memberi pemberitahuan sesuai dengan ketentuan, langka waktu
untuk jenis sewa seperti ini lebih pendek daripada umur ekonomi aset. Hanya
dengan menyewakan ruang tersebut berulang-ulang, baik ke pihak yang sama maupun
ke pihak lain, pemilik aset dapat menutupi kembali biaya pembelian asetnya.
Contoh lainnya adalah sewa operasional yang mencakup sewa mesin fotokopi, peranti
keras komputer tertentu, word processor (pengolah kata), dan kendaraan
bermotor. Di lain pihak, sewa keuangan (inancial
lease) memiliki jangka waktu yang lebih panjang dan tidak dapat dibatalkan.
Penyewa wajib membayar hingga masa sewa berakhir, biasanya sama panjang dengan
masa manfaat aset. Pembayaran ini tidak hanya mengamort biaya aset namun juga
memberikan imbal hasil bunga bagi pihak yang menyewakan.
Terakhir, kontrak sewa biasanya
menyebutkan satu atau beberapa pilihan bagi penyewa pada saat jatuh tempo.
Salah satu pilihannya ad aset yang disewake pihak menyewakan. Pilihan lainnya
dapat mencakup pembaruan, dimana penyewa berhak memperbarui sewa untuk satu
periode lagi, dengan biaya sewa yang sama maupun berbeda, yang biasanya lebih
rendah. Pilihan yang terakhir adalah membeli aset pada saat jatuh tempo. Untuk
alasan harga pembelian aset tidak boleh terlalu jauh yang pasar wajar (fair market value). Jika penyewa tidak
mengambil pilihan ini, pihak menyewakan akan mengambil alih aset dan berhak
atas nilai residu (residual value)-nya.
Seperti yang akan dibahas berikut ini penentuan biaya dari pendanaan sewa dan
imbal hasil bagi pihak yang menyewakan bergantung pada nilai residu yang
dimiliki aset tersebut. Hal ini biasanya berlaku untuk sewa operasional.
1.
Bentuk Pendanaan Sewa
Sebenarnya semua ketentuan sewa
keuangan termasuk dalam salah satu dari tiga jenis pendanaan sewa: penjualan
dan penyewaan kembali (sale and leaseback),
sewa langsung (direct leasing), dan
sewa leverage (leveraged leasing):
Dibagian ini, akan digambarkan masing- masing kategori tersebut. Di bagian
selanjutnya, akan disajikan kerangka kerja untuk analisis pendanaan sewa.
a.
Penjualan dan Penyewaan Kembali.
Dalam ketentuan penjualan dan penyewaan
kembali (sale and leaseback),
perusahaan menjual aset ke pihak lain, dan pihak ini menyewakannya kembali ke
perusahaan. Biasanya aset ini dijual dengan nilai yang mendekati nilai
pasarnya. Perusahaan menerima harga jual dalam bentuk tunai dan manfaat ekonomi
dari aset tersebut selama periode sewa dasar. Dilain pihak, perusahaan
melakukan pembayaran sewa secara periodik dan melepaskan hak atas aset
tersebut. Akibatnya, pihak yang menyewakan memperoleh nilai residu yang mungkin
dimiliki oleh aset tersebut pada akhir periode sewa, di mana sebelumnya, nilai
ini akan didapatkan oleh perusahaan. Perusahaan mungkin mendapatkan keuntungan
pajak penghasilan jika aset tersebut adalah gedung di atas tanah milik
perusahaan. Tanah tidak dapat didepresiasi jika langsung dimiliki. Namun,
karena pembayaran sewa dapat dikurangkan untuk tujuan pajak, penyewa dapat
secara tidak langsung "mendepresiasi" (atau mengeluarkan) biaya
tanah. Pihak-pihak yang menyewakan yang
terlibat dalam ketentuan penjualan dan penyewaan kembali termasuk perusahaan
asuransi, investor institusional lainnya, perusahaan keuangan, dan perusahaan
sewa independen.
b.
Sewa Langsung.
Pada sewa langsung (direct leasing), perusahaan memperoleh
hak una aset yang dulunya tidak dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan dapat
menyewakan aset dari produsen, IBM menyewakan komputer, Xerox Corporation
menyewakan mesin foto kopi. Banyak barang yang tersedia saat ini yang
disewakan. Pihak utama yang menyewakan adalah perusahaan manufaktur, perusahaan
keuangan, bank, perusahaan sewa independen, perusahaan sewa bertujuan khusus,
dan persekutuan. Untuk ketentuan sewa yang mencakup semuanya, kecuali
manufaktur, vendor menjual aset ke pihak yang menyewakan, yang selanjutnya
menyewakannya ke penyewa.
c.
Sewa Leverage.
Bentuk khusus dari sewa telah
menjadi makin populer dalam pendanaan aset besar seperti Pesawat terbang.
peralatan pengeboran minyak, dan peralatan kereta api leverage (leveraged leasing). Bila dalam penjualan
dan penyewaan disebut sewa langsung terdapat dua pihak yang terlibat, maka ada
tiga pihakyang kembali atau dalam sewa leverage: (1) penyewa. (2) pihak yang
menyewakan (atau partisipan terlibat dalam sewa ekuitas), dan (3) pemberi
pinjaman.
Dari sisi penyewa, tidak ada perbedaan antara
sewa leverage dengan jenis sewa
lainnya. Penyewa diminta membayar secara periodik selama periode sewa, dan
sebagai gantinya, penyewa berhak atas penggunaan aset selama periode waktu
tersebut. Akan tetapi, peran dari pihak yang menyewakan berubah. Pihak yang
menyewakan memperoleh aset berdasarkan ketentuan sewa dan mendanai sebagian
dengan investasiekuitas,misalnya 20 persen (sehingga disebut partisipan
ekuitas). Sisanya yang 80 persen dari pendanaan ini disediakan (para) pemberi
pinjaman jangka panjang. Biasanya pinjaman dijamin dengan hipotek atas aset,
maupun dengan pengaturan sewa dan pembayaran sewa. Jadi, pihak yang menyewakan
itu sendiri adalah peminjam.
Sebagai pemilik aset, pihak
yang menyewakan berhak mengurangi semua biaya depresiasi yang berhubungan
dengan aset tersebut. Pola arus kas untuk pihak yang menyewakan mencakup tiga
hal yaitu: (1) arus kas keluar pada saat aset diperoleh, yang menunjukkan
partisipasi ekuitas pihak yang menyewakan; (2) periode arus kas masuk yang
ditunjukkan oleh pembayaran sewa dan keuntungan pajak, dikurangi pembayaran atas
utang (bunga dan pokok); dan (3) periode arus kas keluar neto ketika jumlah
pembayaran sewa dan keuntungan pajak berada di bawah jumlah utang pada saat
jatuh tempo, karena penurunan keuntungan pajak. Jika ada nilai residu pada
akhir periode sewa, hal ini tentunya menunjukkan arus kas masuk bagi pihak yang
menyewakan. Meskipun sewa leverage tampak paling rumit dari ketiga bentuk
pendanaan sewa yang dijelaskan di atas, bentuk ini dapat dijalankan konsep
dasarnya saja. Dari sisi penyewa, yang merupakan posisi kita, sewa leverage
dapat dianalisis dengan cara yang sama dengan sewa lainnya.
2.
Perlakuan Akuntansi
Akuntansi untuk sewa telah
banyak berubah seiring waktu. Beberapa tahun yang lalu pendanaan sewa menarik
bagi beberapa pihak karena kewajiban sewa tidak muncul dalam laporan keuangan
perusahaan. Akibatnya, sewa dianggap sebagai metode pendanaan "tersembunyi"
atau "di luar laporan posisi keuangan" Akan tetapi, ketentuan
akuntansi telah berubah sehingga saat ini banyak sewa jangka panjang harus
ditunjukkan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset yang
dikapitalisasi" dengan kewajiban yang berkaitan dengannya juga
ditunjukkan. Untuk sewa ini, pelaporan laba terpengaruh. Sewa lainnya harus
diungkapkan secara penuh di catatan atas laporan keuangan.
Catatan
Dewan Standar
Akuntansi Keuangan di Amerika (The US
Financial Accounting Standards Board-FASB) dan Dewan Standar Akuntansi
Internasional (The International
Accounting Standards Board-IASB) membentuk kelompok kerja internasional
pada tahun 2006 untuk mempertimbangkan kembali standar akuntansi sewa. Walaupun
terlalu cepat untuk menyatakan kerangka kerja akuntansi sewa yang dihasilkan
dari kelompok kerja ini, tujuan yang melekat adslah meyakinkan adanya informasi
yang lengkap, transparan dan berguna mengenai transaksi sewa dalam laporan
keuangan. Dengan demikian, semua metode baru untuk mencatat aset dan kewajiban
yang terlibat dalam pengaturan sewa akan memrlukan perpindahan pencatatan
transaksi dari semua sewa operasi yang tercatat pada catatan atas laporan
keuangan pindah ke laporan posisi keuangan penyewa. Jadi, bersiaplah untuk
perubahan akuntansi besar-besaran, tidak lama lagi. sewa, kunjungi Untuk
informasi terakhir-dari berbagai sumber-mengenai akuntansi sewa, kunjungi situs
Equipment Leasing and Finance Association's Accounting Home di wwwelfaonline
accounting/
3.
Perlakuan Pajak
Untuk tujuan pajak, penyewa
dapat mengurangi keseluruhanjumlah pembayaran sewa dalam sewa (berorientasi
pajak) yang terstruktur dengan baik. Internal
Revenue Service (IRS- kantor pajak di Amerika Serikat) perlu yakin bahwa
kontrak sewa benar-benar menunjukkan sewa dan bukan angsuran pembelian aset.
Untuk meyakinkan mereka bahwa memang ada telah menetapkan beberapa petunjuk.
Yang terpenting adalah bahwa pihak yang menyewakan memiliki investasi
"berisiko" minimum, pada saat sewa maupun selama periode sewa, sebesar
20 persen atau lebih dar biaya perolehan aset. Ini berarti bahwa aset juga
harus memiliki nilai residu minimal 20 persen dari biaya awal. petunjuk lainnya
adalah bahwa sisa umur aset pada akhir periode sewa harus minimal satu tahun
atau 20 persen dari umur estimasi awal dari tersebut. Tidak boleh ada penawaran
pembelian yang diberikan ke a penyewa, juga tidak boleh ada pinjaman dari pihak
penyewa ke pihak yang menyewakan. Terakhir, harus ada laba yang diharapkan dari
kontrak sewa bagi pihak yang menyewakan selain dari keuntungan pajak.
IRS perlu memastikan bahwa
kontrak sewa tersebut bukanlah pembelian aset, karena pembayaran sewa lebih
cepat mengurangi nilai aset daripada depresiasi menurut pembelian langsung.
Karena pembayaran sewa dapat dikurangkan untuk tujuan pajak, kontrak semacam
itu akan memperkenankan pihak yang menyewakan untuk secara efektif" mendepresiasikan
set lebih cepat daripada yang diizinkan menurut pembelian langsung. Jika
kontrak sewa memenuhi kondisi yang disebutkan,pembayaran sewa penuh dapat
dikurangkan untuk tujuan tidak, sewa dianggap sebagai kontrak penjualan
bersyarat dan berlaku aturan pajak mengenai aset yang dapat didepresiasi.
Dengan sewa, biaya tanah
diamortisasi dalam pembayaran sewa. Dengan mengurangi pembayaran sewa sebagai
pengeluaran untuk tujuan pajak penghasilan federal, penyewa dapat secara
efektif menghapus biaya awal dari tanah. Jika, yang terjadi adalah pembelian tanah
maka perusahaan tidak dapat mendepresiasikannya untuk tujuan pajak. Ketika nilai
tanah menunjukkan porsi yang besar dari aset yang diperoleh, pendanaan sewa
dapat menawarkan keuntungan pajak bagi perusahaan. Sebagai ganti dari
keuntungan pajak ini adalah residu tanah pada periode sewa. Perusahaan dapat
juga memperoleh keuntungan pajak tertentu dalam ketentuan penjualan dan
penyewaan kembali ketika aset dijual dengan harga yang lebih rendah daripada
nilai terdepresiasinya.
4.
Alasan Ekonomi untuk Sewa
Alasan utama dari adanya sewa adalah bahwa
perusahaan, lembaga keuangan, dan individu memperoleh keuntungan pajak yang
berbeda-beda dari kepemilikan aset Perusahaan dengan laba marginal mungkin
tidak dapat mengambil manfaat penuh dari depresiasi yang dipercepat, sedangkan
individu atau perusahaan kena pajak dengan penghasilan yang tinggi dapat merealisasikan
hal ini. Perusahaan dengan laba marginal mungkin dapat memperoleh porsi
keuntungan pajak yang lebih besar dariperusahaan berpenghasilan tinggi dengan
melakukan sewa aset dibandingkan membeli aset. Karena persaingan antarpihak
yang menyewakan bagian dari keuntungan pajak dapat berpindah ke penyewa dalam
bentuk pembayaran sewa yang lebih rendah.
Perbedaan pajak lainnya
berkaitan dengan pajak minimum alternatif (alternative
minimum tax-AMT). Bagi perusahaan yang menggunakan AMT, depresiasi yang
dipercepat adalah pos-pos preferensi pajak" sedangkan pembayaran sewa
tidak demikian. Perusahaan seperti ini mungkin lebih memilih sewa, khususnya
dari pihak lain yang membayar pajak dengan tarif efektif yang lebih tinggi.
Makin besar perbedaan dalam kemampuan berbagai pihak untuk merealisasikan
keuntungan pajak yang berkaitan dengan kepemilikan makin besar kemenarikan
pendanaan sewa secara keseluruhan. Bukan keberadaan pajak tersebut yang mendorong
s namun perbedaan dalam kemampuan berbagai pihak untuk merealisasikan
keuntungan pajak.
Pertimbangan lainnya, meskipun
ke adalah bahwa pihak yang menyewakan menikmati posisi yang lebih unggul dalam
sidang kebangkrutan daripada ketika pihak tersebut adalah penyewa. Makin
berisiko perusahaan yang mencari pendanaan, makin besar insentif bagi pemasok
modal untuk mengadakan perjanjian sewa daripada perjanjian pinjaman
Selain alasan-alasan tersebut,
masih ada hal-hal lain yang bisa menjelaskan keberadaan pendanaan sewa. Salah
satunya, pihak yang menyewakan bisa menikmati skala ekonomis dalam pembelian
aset yang tidak tersedia bagi penyewa individual. Hal ini khususnya berlaku
untuk pembelian kendaraan dan truk Selain itu, pihak yang menyewakan dapat
memiliki estimasi yang berbeda mengenai umur aset, nilai sisa, atau biaya
peluang dana. Terakhir, pihak yang menyewakan mungkin dapat menyediakan
keahlian ke pelanggannya dalam pemilihan dan perawatan peralatan. Meskipun
semua faktor-faktor ini bisa menimbulkan sewa. penulis menganggapnya tidak
sepenting alasan pajak.
E. Mengevaluasi Pendanaan Sewa Dalam Kaitannya
Dengan Pendanaan Utang
Untuk mengevaluasi apakah duatu proposal sewa masuk akal
secara ekonomi atau tidak kita harus membandingkan proposal tersebut dengan
pendanaan aset dengan utang. Pilihan untuk sewa atau meminjam bergantung pada
pola arus kas untuk setiap metode pendanaan dan pada biaya peluang dana.
Contoh Analisis
McNabb Electronics, Inc
ingin memperoleh peralatan yang harganya $148.000 untuk pabrikasi
microprocessor. Perusahaan sewa bersedia mendanai peralatan tersebut dengan
sewa sebenarnya berjangka 7 tahun. Persyaratan sewa diwajibkan untuk melakukan
pembayaran tahunan sebesar $26.000. pembayaran sewa dilakukan dimuka, pada awal
tahun selama 7 tahun. Pada akhir tahun ke 7 peralatan diharapkan memiliki nilai
residu sebesar $30.000. Penyewa bertanggung jawab atas perawatan peralatan,
asuransi dan pajak. Untuk mencari besar imbal hasil sebelum pajak untuk pihak
yang menyewakan dapat dicari dengan menyelesaikan nilai R dari persamaan
berikut:
Karena sewa dibayar
dimuka maka kita akan mencari tingkat imbal hasil internal (R) yang menyamakan
biaya aset dengan satu pembayaran sewa pada waktu 0, ditambah dengan present
value dari anuitas yang terdiri atas
enam pembayaran sewa pada bagian akhir selama enam tahun kedepan, ditambahkan
dengan present value dari nilai residu pada akhir tahun ke 7. Dari persamaan
diatas dihasilkan nilai R sebesar 11.61%. Jika perusahaan sewa menginginkan
imbal hasil sebelum pajak sebesar 13% maka besarnya pembayaran tahunan yang
harus ditentukan dapat dicari dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
Jika aset ini dibeli McNabb dengan mendanaianya dengan pinjaman
berjangka 7 tahun dengan tingkat bungan 12%. Perusahaan ada didalam kelompok
pajak 40%. Aset ini termasuk dalam kelompok property 5 tahun. Untuk depresiasi
digunakan metode modified accelerated cost recovery (MACR).
Biaya aset didepresiasi
pada tingkat ini, sehingga:
Depresiasi tahun 1 :
$148.000 x 20% = $29.600
Depresiasi tahun 2 :
$148.000 x 32% = $47.360
Dan seterusnya, pada
akhir tahun ke 7 McNabb berhak atas nilai residu sebesar $30.000. McNabb berhak
atas nilai residu ini karena perusahaan ini akan menjadi pemilik dari peralatan
tersebut berdasarkan alternatif pembelian.
Sebelum memilih metode pendanaan penyewa harus menghitung
imbal hasil sebelum pajak ke pihak yang menyewakan, dengen demikian
memungkinkan penyewa untuk melakukan perbandingan dengan tingkat bunga untuk
metode pendanaan lainnya. Jika imbal hasil sebelum pajak lebih ke pihak yang
menyewakan lebih rendah dari tingkat peminjaman penyewa maka perhitungan perlu
dilanjutkan hingga perhitungan setelah pajak.
1. Nilai Kini Untuk Alternatif
Sewa
Dengan membandingkan
present value atau nilai kini dari arus keluar untuk sewa dan peminjaman dapat
diketahui metode pendanaan yang seharusnya digunakan. Alternatif yang dapat
dipilih adalah yang memiliki nilai terendah pada present value dari kas keluar
dikurangi arus kas masuk. Pembayaran sewa sebenarnya adalah pengeluaran maka
pengeluaran tersebut dapat dikurangkan untuk tujuan pajak, namun hanya di tahun
pembayaran dilakukan.
2.
Nilai Kini Untuk Alternatif Pinjaman
McNabb Electronics
dianggap mendanainya secara keselaruhan dengan pinjaman berjangka pada tingkat
bunga 12 persen dan jadwal pembayaran sama dengan konfigurasi umum pada jadwal
pembayaran sewa
atau pembayaran pinjaman dianggap dilakukan di awal tahun, bukan
pada akhir tahun. Pinjaman sebesar $148.000
diambil pada waktu 0 dan dibayar selama tujuh tahun dengan pembayaran tahunan
sebesar $28.955 pada setiap awal tahun. Proporsi bunga dalam setiap pembayaran
bergantung pada jumlah pokok yang belum dibayar selama tahun tersebut. Jumlah
pokok yang terutang selama tahun pertama adalah $148.000 dikurangi pembayaran
pada awal tahun sebesar $28.955 atau
$119.045. Bunga tahunan untuk tahun pertama ini adalah $119.045 x 12% = $14.285.
Selanjutnya untuk
menghitung arus kas setelah pajak untuk alternatif utang, kita harus menentukan
pengaruh pajak. Hal memerlukan pengetahuan mergenai jumlah bunga tahunan dan
depresiasi tahunan. Dengan menggunakan schedule percepatan pemulihan biaya yang
dipercepat (modified accelerated cost recovery schedule-MACRS) untuk kelompok
properti lima tahun. Karena depresiasi dan bunga adalah beban yang dapat
dikurangkan untuk tujuan pajak maka keduanya memberikan keuntungan pajak yang
sama dengan jumlah depresiasi bunga dikalikan dengan tarif pajak yang
ditanggung.
Jika keuntungan dikurangkan dari pembayaran hutang, akan
diperoleh arus kas keluar setelah pajak pada akhir setiap tahun. Pada akhir
tahun ke - 7, aset diharapkan memiliki nilai sisa sebesar $30.000. Penarikan
kembali depresiasi tergantung pada tarif pajak perusahaan sebesar 40% sehingga
arus sebagai setelah pajak menjadi $18.000. Terakhir dapat dihitung nilai kini
dari semua arus kas dengan tingkat diskonto 7.2% dan totalnya $ 87.952. Present
value atau nilai kini dari arus kas keluar untuk alternatif utang ini sebesar
$87.952, yaitu lebih kecil dari alternatif sewa, yaitu $93.509. Jadi sebaiknya
perusahaan menggunakan pendanaan utang daripada pendanaan sewa untuk memperoleh
aset tersebut. Walaupun tingkat bunga implisit dalam pendanaan sewa sebesar
11.61% dan lebih rendah dari biaya eksplisit pendanaan utang sebesar 12%. Akan
tetapi jika aset dibeli perusahaan dapat mengambil manfaat dari depresiasi
dengan metode MACR, dan hal ini lebih membantu menurut sudut pandang harga
sekarang selain itu, nilai residu pada akhir proses adalah faktor yang baik ,
dimana ini akan dimiliki oleh pihak yang menyewakan jika menggunakan pendanaan
sewa.
3.
Pertimbangan Lain
Keputusan untuk makan
tergantung pada waktu dan dengan arus kas menurut kedua alternatif pendanaan,
serta tingkat diskonto yang digunakan. Diasumsikan arus kas diketahui dengan
relatif pasti. Hal ini bisa masuk akal dalam banyak hal, namun ada beberapa ketidakpastian
yang kadang-kadang penting seperti estimasi dari sisa aset yang biasanya
memiliki ketidakpastian yang cukup besar. Karena adanya ketidakpastian yang ada
didalam sisa aset, seseorang dapat berargumen untuk mendiskontokan nilai sisa
netto pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya utang perusahaan
setelah pajak. Misalnya saja, beberapa
pakar memberi saran untuk menggunakan biaya modal perusahaan karena tingkat
diskonto yang lebih sesuai untuk arus nilai sisa menurut alternatif membeli
atau meminjam. Tingkat diskonto yang lebih tinggi daripada biaya utang
perusahaan setelah pajak (7.2%) ke nilai sisa netto akan meningkatkan nilai
present value dari arus kas keluar netto untuk alternatif utang, sehingga
membeli atau meminjam menjadi kurang menarik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Poin
Penting Pembelajaran Pinjaman berjangka menunjukkan utang yang sebenarnya
dijadwalkan untuk dibayar kembali selama lebih dari l tahun, namun umumnya
kurang dari 10 tahun. Bank komersial, perusahaan asuransi, dan investor
institusional lainnya mengadakan pinjaman berjangka bagi perusahaan bisnis.
Bank juga menyediakan pendanaan dengan perjanjian kredit bergulir, yang
menunjukkan komitmen formal bagi bank untuk meminjamkan sejumlah uang tertentu
selama periode waktu tertentu. Pemberi pinjaman yang menawarkan kredit tanpa
jaminan biasanya menetapkan batasan-batasan bagi peminjam. Batasan ini disebut
syarat perjanjian utang protektif dan termasuk di dalam perjanjian pinjaman.
Jika peminjam melanggar ketentuan dalam perjanjian pinjaman, pemberi pinjaman
dapat segera mengambil tindakan
Berdasarkan
pinjaman dengan jaminan, perusahaan dapat memperoleh pendanaan jangka menengah
dengan menjaminkan peralatan yang dimiliki atau yang sedang dibeli. Bank,
perusahaan penjual peralatan cukup aktif dalam keuangan, dan jenis pendanaan
dengan jaminan ini menyediakan pendanaan membayar sewa, penyewa (lessee) setuju untuk pihak yang
menyewakan (lessor), secara periodik,
untuk penggunaan ekonomis dari aset yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan.
Dikarenakan kewajiban kontraktual ini, sewa dianggap sebagai metode pendanaan
yang mirip dengan peminjaman. Sewa operasional adalah sewa jangka pendek yang
sering dapat dibatalkan; sewa keuangan adalah sewa jangka panjang yang tidak
dapat dibatalkan. Sewa keuangan dapat mencakup perolehan aset berdasarkan sewa
langsung, penjualan dan penyewaan kembali, atau sewa leverage.
Salah
satu alasan ekonomis utama untuk melakukan sewa adalah ketidakmampuan
perusahaan untuk memanfaatkan semua keuntungan pajak yang berkaitan dengan
kepemilikan aset. Hal ini dapat disebabkan oleh (1) operasional yang tidak
menguntungkan, (2) ketentuan pajak minimum alternatif, atau pendapatan yang
tidak memadai untuk memanfaatkan semua keuntungan pajak secara efektif. Sarana
umum yang digunakan untuk menganalisis pendanaan sewa dalam kaitannya dengan
pendanaan utang adalah mendiskonto nilai kini dari arus kas neto setelah pajak
dalam masing-masing alternatif. Alternatif pendanaan yang lebih disukai adalah
yang memberikan nilai kini dari arus kas keluar yang lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar