Rabu, 17 Februari 2021

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Karakteristik utama dari pinjaman berjangka pendek adalah terlikuidasi sendiri(lunas) dalam waktu kurang dari setahun. Pinjaman jangka pendek seringkali mendanai permintaan dana musiman atau temporer. Pendanaan berjangka mendanai permintaan dana lebih permanen, seperti untuk aset tetap dan tambahan – tambahan yang mendasari piutag dan persediaan. Pinjaman tersebut biasanya dibayar dengan pengucuran arus kas selama periode beberapa tahun. Akibatnya, sebagian besar dari pinjaman ini dibayar dengan angsuran rutin dan periodik. Kami mengistilahkan pendanaan berjangka sebagai pendanaan yang memiliki waktu jatuh tempo akhir antara 1 sampai 10 tahun dapat juga terjadi.

Bab ini akan membahas berbagai jenis utang berjangka dan pendanaan sewa usaha beserta contoh soal. Ada salah satu kutipan dari seorang tokoh yang bernama William Shakespeare Sonnet XVIII “angin kencang, mengguncang kelopak bunga dibulan mei, dan sewa dimusim kemarau membuat hari terasa singkat...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pinjaman berjangka

Bank komersial adalah sumber utama dari pendanaan berjangka. Terdapat dua fitur pinjaman berjangka (term loan) yang bank membadakannya dengan jenis pinjaman bisnis lainnya. Pertama, pinjaman berjangka memiliki jatuh tempo akhir lebih dari 1 tahun. Kedua, pinjaman berjangka sering kali merupakan kredit yang diperpanjang berdasarkan perjanjian pinjaman resmi. Secara umum, pinjaman ini dibayar kembali dengan angsuran secara peridik, setiap tiga bulan, setiap enam bulan atau setiap tahun, yang mencakup bunga dan pokoknya. Jadwal pembayaran biasanyabergantung pada kemampuan arus kas peminjam untuk membayar utang. Umumnya, jadwal pelunasan memerlukan angsuran periodic dalam jumlah yang sama, namun ada juga yang jumlahnya tidak sama atau dibayar sekaligus pada waktu jatuh tempo akhir. Kadang-kadang pinjaman diamortisasi dilunasi secara bertahap dalam angsuran, periodic yang sama, kecuali untuk pembayaran akhir tertinggi (ballon payment) pembayaran yang jumlahnya jauh lebih besar daripada angsuran lainnya. Kebanyakan pinjaman berjangka bank diterbitkan dengan waktu jatuh tempo awal selama 3-5 tahun.

1.      Biaya dan Manfaat

Umumnya, tingkat bunga dari pinjaman berjangka lebih besar daripada tingkat bunga dari pinjaman jangka pendek untuk peminjaman yang sama. Jika perusahaan dapat meminjam pada tingkat bunga utama untuk pinjaman jangka pendek, perusahaan mungkin akan membayar 0,25 sampai 0,50 persen lebih besar untuk pinjaman berjangka. Tingkat bunga yang lebih tinggi merupakan kompensasi dari eksposur risiko yang lebih panjang bagi pemberi pinjaman.

Tingkat bunga pinjaman berjangka biasanya dengan 2 cara: (1) Tingkat bunga tetap selama masa pinjaman, atau (2) tingkat bunga variable yang disesuaikan dengan perubahan tingkat bunga pasar. Kadang kala ditentukan tingkat bunga batas bawah dan batas atas untuk membatasi jarak fluktuasi tingkat bunga.

Selain biaya bunga, peminjam diminta membayar beban hukum yang ditanggung bank dalam pembuatan perjanjian pinjaman. Juga biaya komitmen (commitment fee) dapat juga dikenakan untuk periode komitmen ketika pinjaman tidak “diambil”. Untuk pinjaman berjangka biasa, biaya-biaya tambahan ini biasanya cukup kecil dibandingkan total biaya bunga pinjaman. Umumnya, biaya untuk bagian yang tidak digunakan dari suatu komitmen adalah sekitar 0,25 persen sampai 0,75 persen. Sebagai contoh, anggaplah biaya komitmen adalah 0,50% dari komitmen sebesar $1 juta dan perusahaan mengambil seluruh pinjaman berjangka 3 bulan setelah komitmen tersebut. Perusahaan akan berutang biaya komitmen ke bank sebesar ($1 juta) x (0,005) x (3 bulan/12 bulan) = $1.250.

Keuntungan utama pinjaman berjangka dari bank adalah fleksibilitasnya. Peminjam berurusan langsung dengan pepberi pinjaman, dan pinjaman dapat disesuaikan dengan kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung. Jika kebutuhan perusahaan berubah, syarat dan kondisi pinjaman dapat direvisi. Dalam banyak contoh, pinjaman berjangka bank dibuat untuk bisnis kecil yang tidak mempunyai akses ke pasar modal dan tidak siap untuk menjual sejuritas ke publik. Kemampuan untuk menjual sekuritas ke public berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan pasar modal, sedangkan akses ke pendanaan pinjaman berjangka dapat diandalkan. Bahkan perusahaan besar yang mampu masuk ke pasar public kadang-kadang merasa lebih nyaman untuk mencari pinjaman berjanhka daripada menjual sekuritas ke publik.

2.      Perjanjian Kredit Bergulir

 

Perjanjian kredit bergulir (revolving credit agreement) adalah komitmen formal dari bank untuk meminjamkan sejumlah uang ke perusahaan selama periode waktu tertentu. Wesel yang menjadi bukti utang bersifat jangka pendek (biasanya 90 hari), namun perusahaan dapat memperbaharuinya atau menambah pinjaman, sampai jumlah maksimum tertentu, selama durasi komitmen. Banyak komitmen kredit bergulir berjangka untuk periode 3 tahun, meskipun perusahaan dapat meminta jangka waktu yang lebih pendek. Sama dengan pinjaman berjangka tingkat bunga biasanya adalah 0,25% sampai 0,50% lebih tinggi dari tingkat bunga pinjaman kredit jangka pendek ketika bank membuat komitmen kredit bergulir, bank terikat secara hokum berdasarkan perjanjian pinjaman untuk menyediakan dana kapan pun perusahaan ingin meminjam. Peminjam biasanya harus membayar ketersediaan ini dalam bentuk biaya komitmen, misalnya 0,50 % per tahun, atau selisih antara jumlah yang dipinjam dengan jumlah maksimum yang ditentukan.

     Ketentuan pinjaman ini akanberguna ketika perusahaan tidak pasti dengan kebutuhan dananya. Peminjam memiliki akses yang fleksibel ke dana selama perioe ketidakpastian dan dapat membuat ketentuan kredit yang lebih pasti ketika ketidakpastian teratasi. Ketentuan kredit bergulir dapat disusun agar, ketika komitmen jatuh tempo, pinjaman yang masih terutang dapat diubah menjadi pinjaman berjangka jika peminjam menginginkannya. Misalkan perusahaan tempat anda bekerja sedang memperkenalkan produk baru dan sedang menghadapi periode ketidakpastian selama beberapa tahun kedepan. Untuk menyediakan fleksibilitas keuangan yang maksimum, anda dapat menyusun perjanjian kredit bergulir tiga tahunan yang dapat dikonversi menjadi pinjaman berjangka lima tahunan pada saat komitmen kredit bergulir berakhir. Pada akhir tahun ketiga, perusahaan harus mengetahui kebutuhan dananya dengan lebih baik. Jika kebutuhan ini permanen, atau hampir permanen, perusahaan bisa melaksanakan pilihan ini dan mengambil pinjaman berjangka.

    

 

 

3.      Pinjaman Berjangka Perusahaan Asuransi

Selain bank, perusahaan asuransi jiwa dan beberapa investor institusional lainnya juga meminjamkan uang berdasarkan jangka waktu namun berbeda dalam hal waktu jatuh tempo pinjaman yang diperpanjang dan dalam hal tingkat bunga yang di bebankan. Secara umum, perusahaan asuransi jiwa tertarik dengan pinjaman berjangka dengan waktu jatuh tempo akhir lebih dari 7 tahun. Karena perusahaan ini tidak mendapatkan manfaat dari saldo kompensasi atau bisnis lain dari peminjam, dan karena pinjamannya biasanya memiliki jatuh tempo yang lama daripada pinjaman berjangka bank, tingkat bunganya cenderung lebih tinggi daripada yang dibebankan oleh bank. Untuk perusahaan asuransi, pinjaman berjangka merupakan sebuah investasi dan harus memberikan imbal hasil yang sesuai dengan biaya pinjaman, serta resiko dan jatuh tempo pinjaman dan hasil yang diberikan oleh alternative investasi lainya. Karena perusahaan asuransi tertarik untuk menjaga agar dananya digunakan tanpa gangguan, biasanya ada peneliti atas pembayaran awal, sedangkan peneliti seperti ini tidak berlaku di bank. Pinjaman berjangka perusahaan asuransi umumnya tidak dapat bersaing dengan pinjaman berjangka bank. Namun demikian, keduanya saling melengkapi, karena masing-masing memiliki rentang waktu jatuh tempo yang berbeda.

 

4.      Wesel Jangka Menengah

Wesel jangka menengah (medium term note-MTN) adalah jenis kewajiban utang yang ditawarkan secara berkelanjutan, yang awalnya didesain pada tahun 1970-an untuk memenuhi kesenjangan jatuh tempo antara surat berharga komersial dan obligasi jangka panjang. Awalnya, MTN diterbitkan dengan rentang jatuh tempo antara Sembilan bulan hingga dua tahun. Namun sekarang, jatuh tempo umumnya mencapai 30 tahun atau lebih (sehingga istilah “jangka menengah” kurang tepat).

Munculnya pendaftaran administratif (shelf registration) merupakan awal nyata munculnya MTN, peraturan SEC415 membuat perusahaan lebih mudah menawarkan utang jangka pendek dalam jumlah kecil ke publik secara berkelanjutan tanpa harus mengurus ulang ke SEC setelah masing-masing penjualan.

Merrill Lynch aalah perintis pasar MTN yang disponsori oleh diler pada awal tahun 1980-an. Saat ini, beberapa pesaing seperti Goldman Sachs, Lehman Brothers dan CS First Boston juga cukup aktif dan mendukung pasar sekunder. Penerbit MTN termasuk perusahaan keuangan, bank atau induk perusahaan bank dan perusahaan industry.

MTN diperkenalkan secara internasional pada pertengahan tahun 1980-an. Wesel jangka menengah Euro diterbitkan dalam berbagai mata uang, jumlah, waktu jatuh tempo, dan dengan tingkat bunga tetap atau mengambang. Jadi, awal yang sederhana pada tahun 1970-an pasar MTN publik telah tumbuh menjadi sarana pendanaan multimiliar dolar internasional.

 

B.     Ketentuan-Ketentuan Perjanjian Pinjaman

Ketika pemberi pinjaman mengadakan pinjaman berjangka atau komitmen kredit bergulir, pemberi pinjaman menyediakan dana bagi peminjam selama periode tertentu. Banyak hal yang dapat terjadi pada kondisi keuangan peminjam selama periode tersebut. Untuk mengamankan posisinya, pemberi pinjaman meminta peminjam untuk mempertahankan kondisi keuangan dan, khususnya, posisi (aset dan liabilitas) lancarnya pada tingkat yang minimal sama dengan ketika komitmen dibuat. Ketentuan untuk perlindungan ini yang dimasukkan dalam perjanjian pinjaman disebut syarat perjanjian utang (covenant) protektif.

Perjanjian pinjaman (loan agreement) itu sendiri memberikan kepada pemberi pinjaman otoritas hokum untuk mengambil tindakan apabila peminjam melanggar ketentuan pinjaman tersebut. Tanpanya, pemberi pinjaman tidak dapat berbuat apa-apa sebelum waktu jatuh tempo. Peminjam yang mengalami kerugian atau tidak memperoleh perkembangan akan terkait dalam perjanjian pinjaman tertulis, sehingga memberikan “peringatan awal” mengenai masalah potensial yang lebih serius di masa mendatang. Maka pemberi pinjaman apat cepat bertindak. Tindakan ini biasanya dalam bentuk kerja sama engan perusahaan tersebut untuk meyelesaikan masalahnya. Pemberi pinjaman jarang meminta pembayaran segera, meskipun memiliki hak hokum untuk hal ini. Umumnya, kondisi yyang dilanggar oleh pinjaman dapat diabaikan atau perjanjian pinjaman iubah. Intinya adalah bahwa pemberi pinjaman memiliki otoritas untuk bertindak.

 

1.      Perumusan ketentuan

Perumusan ketentuan-ketentuan yang bersifat membatasi harus disesuaikan dengan situasi pinjaman. Pemberian pinjaman menyesuaikan ketentuan ini untuk semua perlindungan pinjaman. Perlindungan yang diperlukan tidak mungkin diperoleh dari satu kesatuan saja. Namun secara kolektif, ketentuan ini bertindak  untuk memastikan likuiditas perusahaan secara keseluruhan dan kemampuannya untuk melunasi utang. Syarat perjanjian utang protektif dan penting dari perjanjian pinjaman dapat diklasifikasikan:

a.       Ketentuan umum

Persyaratan modal kerja adalah hal yang paling umum digunakan dan merupakan ketentuan yang paling komprehensif dalam perjanjian pinjaman. Tujuannya adalah mempertahankan posisi perusahaan saat ini dan kemampuannya untuk melunasi utang. Sering kali, jumlah uang tertentu, misalnya $6 juta, ditetapkan sebagai modal kerja minimum yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan selama jangka waktu komitmen. Ketika pemberi pinjaman merasa bahwa suatu perusahaan perlu meningkatkan modal kerjanya, pemberi pinjaman dapat meningkatkan persyaratan modal kerja minimum selama jangka waktu pinjaman. Penentuan moal kerja minimum biasanya didasarkan, pada jumlah modal kerja saat ini dan modal kerja yang diproyeksikan, dengan memungkinkan adanya fluktuasi musiman. Persyaratan pinjaman tidak boleh terlalu membatasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika peminjam mengalami kerugian besar atau menghabiskan dana terlalu banyak untuk aset tetap, pembelian kembali saham biasa, pembayaran deviden, penebusan utang jangka panjang dan seterusnya, maka perusahaan mungkin akan melanggar persyaratan modal kerja.

 

b.      Ketentuan Rutin

Kategori kedua dari batasan, yang biasanya ditemukan dalam perjanjian pinjaman, mencakup ketentuan rutin yang biasanya bersifat tidak fleksibel. Umumnya, perjanjian pinjaman meminta pinjaman untuk menyediakan laporan keuangan bagi bank dan mempertahankan asuransi yang memadai. Selain itu, peminjam biasanya tidak diperbolehkan menjual sebagian besar dari asetnya dan harus membayar pajak dan kewajiban lainnya ketika jatuh tempo, kecuali yang memang boleh ditunda. Sebuah ketentuan yang melarang penggadaian aset pinjaman di masa mendatang hampir selalu dimasukkan dalam perjanjian pinjaman. Ketentuan penting ini disebut klausul jaminan negatif.

c.       Ketentuan Khusus

Dalam perjanjian pinjaman khusus, pemberi pinjaman menggunakan ketentuan khusus untuk mendapat perlindungan yang diinginkan atas pinjamannya. Perjanjian pinjaman dapat berisi pemahaman tertentu mengenai penggunaan hasil pinjaman, agar tidak aka nada pengalihan dana ke tujuan lain selain yang telah disetujui ketika pinjaman diajukan dan dinegoisasikan. Jika ada satu atau beberapa eksekutif yang penting bagi efektivitas  operasional perusahaan, pemberi pinjaman dapat memaksa perusahaan untuk memberikan mereka asuransi jiwa. Hasil pembayaran dari asuransi dapat dibayarkan ke perusahaan atau langsung ke pemberi pinjaman, untuk diterapkan pada pinjaman. Perjanjian dapat juga berisi klausul manajemen, dimana beberapa individu tertentu harus tetap aktif bekerja di perusahaan selama periode pinjaman. Jumlah total gaji dan bonus eksekutif kadang-kadang dibatasi dalam perjanjian pinjaman untuk menghalangi kompensasi yang berlebihan bagi eksekutif, yang dapat mengurangi laba. Ketentuan ini juga menutup lubang lainnya. Ketentuan ini menghalangi pemegang saham besar yang menjadi pejabat di perusahaan untuk meningkatkan gaji mereka sebagai ganti dari membayar dividen yang lebih tinggi, yang dibatasi dalam perjanjian.

2.      Negosiasi Batasan

Ketentuan yang baru saja dideskripsikan menunjukkan syarat perjanjian utang yang sering digunakan dalam perjanjian pinjaman. Dari sudut pandang pemberi pinjaman, dampak keseluruhan dari ketentuan ini adalah untuk melindungi posisi keuangan peminjam dan kemampuannya untuk melunasi pinjaman. Dengan perjanjian yang dirumuskan dengan baik, peminjam tidak mengakami kesulitan keuangan tanpa melanggar perjanjian, sehingga pemberi pinjaman mendapatkan otoritas untuk bertindak. Meskipun pemberi pinjaman aktif dalam penetapan batasan, sifat membatasi dalam syarat perjanian utang dibuat berasarkan negosiasi antara peminjam dan pemberi pinjaman. Hasil akhir akan bergantung pada kekuatan tawar-menawar dari masing-masing pihak yang terlibat.

 

C.    Pendanaan Peralatan

Peralatan menunjukkan aset lain yang dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman. Jika perusahaan memiliki peralatan yang dapat dijual atau sedang membeli peralatan seperti ini, perusahaan biasanya dapat memperoleh semacam pendanaan. Karena syarat dari pinjaman seperti biasanya lebih dari setahun, bukan pinjaman jangka pendek. Sama dengan pinjaman yang dijamin lainnya, pemberi pinjaman mengevaluasi daya jual dari barang jaminan tersebut dan akan meminjamkan sejumlah presentase tertentu dari nilai pasar, bergantung pada kualitas peralatan. Sering kali, jadual pelunasan pinjaman ditetapkan sesuai dengan jadwal depresiasi ekonomi peralatan. Dalam menetapkan jadual pelunasan, pemberi pinjaman ingin diyakinkan bahwa nilai pasar dari peralatan tersebut selalu melebihi saldo pinjaman.

Kelebihan nilai pasar yang diharapkan atas peralatan tersebut diatas jumlah pinjaman adalah margin pengaman (margin of safety), yang besarnya berbeda-beda menurut situasinya. Misalnya, barang berputar dari perusahaan pengiriman dengan menggunakan truk adalah barang jaminan bergerak dan cukup mudah dijual. Akibatnya, pinjamannya bisa setinggi 80%. Peralatan yang agak sulit dijual, seperti barang yang penggunaannya terbatas, tidak akan mendapatkan pinjaman setinggi itu. Jenis mesin bubut tertentu mungkin memiliki pasar yang lesu, dan pemberi pinjaman mungkin tidak akan memberi lebih dari 40% dari nilai pasarnya. Beberapa peralatan bahkan terlalu khusus sehingga tidak memiliki nilai sebagai barang jaminan.

 

1.      Sumber dan Jenis Pendanaan Peralatan

Bank komersial, perusahaan pendanaan, dan penjual peralatan adalah beberapa sumber pendanaan peralatan. Penjual peralatan mungkin mendanai pembelian dengan memiliki l yang dijamin ataupun dengan menjual wesel tersebut ke lembaga keuangan lainnya atau ke pihak ketiga. Tingkat bunganya akan bergantung pada sejauh mana penjual menggunakan pendanaan sebagai alat penjualan. Penjual yang menggunakan pendanaan secara ekstensif dapat menetapkan tingkat bunga yang menengah tetapi menutupi sebagian biaya kepemilikan wesel dengan menetapkan harga yang lebih tinggi untuk peralatan tersebut. Peminjam harus mempertimbangkan kemungkinan ini ketika menentukan biaya pendanaan yang sebenarnya. Pinjaman peralatan dapat diperoleh melalui hipotek barang bergerak atau melalui kontrak penjualan bersyarat.

 

2.      Hipotek Barang Bergerak.

Hipotek barang bergerak (chattel mortgage) adalah hak gadai (lien) atas properti selain real estat. Peminjam menandatangani perjanjian jaminan agreement memberikan hak pemberi pinjaman atas peralatan yang disebutkan dalam perjanjian. Untuk menyempurnakan (membuat valid secara hukum) gadai, pemberi pinjaman menyerahkan salinan dari perjanjian jaminan atau pernyataan pendanaan ke kantor publik di negara bagian AS di mana peralatan tersebut berada. Dengan hak gadai yang valid, pemberi pinjaman dapat menjual peralatan tersebut jika peminjam melanggar pembayaran pokok atau bunga pinjaman.

 

3.      Kontrak Penjualan Bersyarat

Dengan ketentuan kontrak penjualan bersyarat (conditional sales contract) ,penjual peralatan tetap memiliki hakatas peralatan tersebut hingga pembeli memenuhi semua klausul yang ada dalam kontrak tersebut. Pembeli menandatangani perjanjian jaminan kontrak penjualan bersyarat untuk mengangsur pembayaran secara periodik ke penjual selama periode waktu tertentu. Pembayaran ini biasanya dilakukan per bulan atau pertiga bulan. Sebelum klausul kontrak dipenuhi seluruhnya, penjual tetap berhak atas peralatan tersebut. Jadi, penjual menerima uang muka dan wesel promes (promisson note )untuk saldo harga pembelian atas penjualan peralatan. Surat tersebut dijamin dengan kontrak, yang memberikan otoritas bagi penjual untuk memiliki kembali peralatan pembeli tidak memenuhi semua klausul yang ada di kontrak. Penjual dapat menahan kontrak atau menjualnya, hanya dengan menguasakannya, ke bank komersial atau perusa pendanaan. Bank atau perusahaan pendanaan kemudian menjadi pemberi pinjaman dan menanggung kepemilikan jaminan pada peralatan tersebut.

 

D.    Pendanaan sewa

sewa (lease) adalah sebuah kontrak. Menurut istilahnya, pemilik aset (pihak yang menyewakan/lessor) memberikan hak eksklusif kepada pihak lainnya (pihak penyewa/lessee) untuk menggunakan aset tersebut, biasanya untuk periode waktu tertentu, dengan membayar sewa.

Kebanyakan dari kita telah biasa mendengar sewa rumah, apartemen, kantor, atau kendaraan bermotor. Beberapa dekade terakhir ini terdapat pertumbuhan besar dalam sewa aset bisnis, seperti mobil dan truk, komputer, mesin, bahkan pabrik manufaktur. Keuntungan nyata bagi pihak penyewa adalah penggunaan aset tanpa harus membelinya. Untuk mendapatkan keuntungan ini, penyewa harus memenuhi beberapa kewajiban. Kewajiban yang pertama dan yang utama adalah nelakukan pembayaran sewa secara periodik, biasanya harus membelinya. Untuk mendapatkan keuntungan ini, penyewa harus memenuhi beberapa kewajiban. Kewajiban yang pertama dan yang utama adalah nelakukan pembayaran sewa secara periodik, biasanya per bulan atau per tiga bulan. Selain itu, kontrak sewa menentukan siapa yang akan merawat Dalam sewa jasa penuh (atau perawatan), pihak yang menyewakan membayar perawatan, perbaikan, pajak, dan asuransi. Dalam sewa neto (net lease), penyewa yang membayar biaya biaya ini.

 

Sewa dapat dibatalkan atau tidak dapat dibatalkan, jika dapat dibatalkan maka akan ada penalti. Misalnya sewa operasional (operating lease) untuk ruang kantor bersifat jangka pendek dan sering dapat dibatalkan oleh penyewa dengan memberi pemberitahuan sesuai dengan ketentuan, langka waktu untuk jenis sewa seperti ini lebih pendek daripada umur ekonomi aset. Hanya dengan menyewakan ruang tersebut berulang-ulang, baik ke pihak yang sama maupun ke pihak lain, pemilik aset dapat menutupi kembali biaya pembelian asetnya. Contoh lainnya adalah sewa operasional yang mencakup sewa mesin fotokopi, peranti keras komputer tertentu, word processor (pengolah kata), dan kendaraan bermotor. Di lain pihak, sewa keuangan (inancial lease) memiliki jangka waktu yang lebih panjang dan tidak dapat dibatalkan. Penyewa wajib membayar hingga masa sewa berakhir, biasanya sama panjang dengan masa manfaat aset. Pembayaran ini tidak hanya mengamort biaya aset namun juga memberikan imbal hasil bunga bagi pihak yang menyewakan.

 

Terakhir, kontrak sewa biasanya menyebutkan satu atau beberapa pilihan bagi penyewa pada saat jatuh tempo. Salah satu pilihannya ad aset yang disewake pihak menyewakan. Pilihan lainnya dapat mencakup pembaruan, dimana penyewa berhak memperbarui sewa untuk satu periode lagi, dengan biaya sewa yang sama maupun berbeda, yang biasanya lebih rendah. Pilihan yang terakhir adalah membeli aset pada saat jatuh tempo. Untuk alasan harga pembelian aset tidak boleh terlalu jauh yang pasar wajar (fair market value). Jika penyewa tidak mengambil pilihan ini, pihak menyewakan akan mengambil alih aset dan berhak atas nilai residu (residual value)-nya. Seperti yang akan dibahas berikut ini penentuan biaya dari pendanaan sewa dan imbal hasil bagi pihak yang menyewakan bergantung pada nilai residu yang dimiliki aset tersebut. Hal ini biasanya berlaku untuk sewa operasional.

 

1.      Bentuk Pendanaan Sewa

Sebenarnya semua ketentuan sewa keuangan termasuk dalam salah satu dari tiga jenis pendanaan sewa: penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback), sewa langsung (direct leasing), dan sewa leverage (leveraged leasing): Dibagian ini, akan digambarkan masing- masing kategori tersebut. Di bagian selanjutnya, akan disajikan kerangka kerja untuk analisis pendanaan sewa.

 

a.       Penjualan dan Penyewaan Kembali.

 Dalam ketentuan penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback), perusahaan menjual aset ke pihak lain, dan pihak ini menyewakannya kembali ke perusahaan. Biasanya aset ini dijual dengan nilai yang mendekati nilai pasarnya. Perusahaan menerima harga jual dalam bentuk tunai dan manfaat ekonomi dari aset tersebut selama periode sewa dasar. Dilain pihak, perusahaan melakukan pembayaran sewa secara periodik dan melepaskan hak atas aset tersebut. Akibatnya, pihak yang menyewakan memperoleh nilai residu yang mungkin dimiliki oleh aset tersebut pada akhir periode sewa, di mana sebelumnya, nilai ini akan didapatkan oleh perusahaan. Perusahaan mungkin mendapatkan keuntungan pajak penghasilan jika aset tersebut adalah gedung di atas tanah milik perusahaan. Tanah tidak dapat didepresiasi jika langsung dimiliki. Namun, karena pembayaran sewa dapat dikurangkan untuk tujuan pajak, penyewa dapat secara tidak langsung "mendepresiasi" (atau mengeluarkan) biaya tanah. Pihak-pihak yang menyewakan  yang terlibat dalam ketentuan penjualan dan penyewaan kembali termasuk perusahaan asuransi, investor institusional lainnya, perusahaan keuangan, dan perusahaan sewa independen.

 

b.      Sewa Langsung.

Pada sewa langsung (direct leasing), perusahaan memperoleh hak una aset yang dulunya tidak dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan dapat menyewakan aset dari produsen, IBM menyewakan komputer, Xerox Corporation menyewakan mesin foto kopi. Banyak barang yang tersedia saat ini yang disewakan. Pihak utama yang menyewakan adalah perusahaan manufaktur, perusahaan keuangan, bank, perusahaan sewa independen, perusahaan sewa bertujuan khusus, dan persekutuan. Untuk ketentuan sewa yang mencakup semuanya, kecuali manufaktur, vendor menjual aset ke pihak yang menyewakan, yang selanjutnya menyewakannya ke penyewa.

 

c.       Sewa Leverage.

Bentuk khusus dari sewa telah menjadi makin populer dalam pendanaan aset besar seperti Pesawat terbang. peralatan pengeboran minyak, dan peralatan kereta api leverage (leveraged leasing). Bila dalam penjualan dan penyewaan disebut sewa langsung terdapat dua pihak yang terlibat, maka ada tiga pihakyang kembali atau dalam sewa leverage: (1) penyewa. (2) pihak yang menyewakan (atau partisipan terlibat dalam sewa ekuitas), dan (3) pemberi pinjaman.

 

 Dari sisi penyewa, tidak ada perbedaan antara sewa leverage dengan jenis sewa lainnya. Penyewa diminta membayar secara periodik selama periode sewa, dan sebagai gantinya, penyewa berhak atas penggunaan aset selama periode waktu tersebut. Akan tetapi, peran dari pihak yang menyewakan berubah. Pihak yang menyewakan memperoleh aset berdasarkan ketentuan sewa dan mendanai sebagian dengan investasiekuitas,misalnya 20 persen (sehingga disebut partisipan ekuitas). Sisanya yang 80 persen dari pendanaan ini disediakan (para) pemberi pinjaman jangka panjang. Biasanya pinjaman dijamin dengan hipotek atas aset, maupun dengan pengaturan sewa dan pembayaran sewa. Jadi, pihak yang menyewakan itu sendiri adalah peminjam.

 

Sebagai pemilik aset, pihak yang menyewakan berhak mengurangi semua biaya depresiasi yang berhubungan dengan aset tersebut. Pola arus kas untuk pihak yang menyewakan mencakup tiga hal yaitu: (1) arus kas keluar pada saat aset diperoleh, yang menunjukkan partisipasi ekuitas pihak yang menyewakan; (2) periode arus kas masuk yang ditunjukkan oleh pembayaran sewa dan keuntungan pajak, dikurangi pembayaran atas utang (bunga dan pokok); dan (3) periode arus kas keluar neto ketika jumlah pembayaran sewa dan keuntungan pajak berada di bawah jumlah utang pada saat jatuh tempo, karena penurunan keuntungan pajak. Jika ada nilai residu pada akhir periode sewa, hal ini tentunya menunjukkan arus kas masuk bagi pihak yang menyewakan. Meskipun sewa leverage tampak paling rumit dari ketiga bentuk pendanaan sewa yang dijelaskan di atas, bentuk ini dapat dijalankan konsep dasarnya saja. Dari sisi penyewa, yang merupakan posisi kita, sewa leverage dapat dianalisis dengan cara yang sama dengan sewa lainnya.

 

2.      Perlakuan Akuntansi

Akuntansi untuk sewa telah banyak berubah seiring waktu. Beberapa tahun yang lalu pendanaan sewa menarik bagi beberapa pihak karena kewajiban sewa tidak muncul dalam laporan keuangan perusahaan. Akibatnya, sewa dianggap sebagai metode pendanaan "tersembunyi" atau "di luar laporan posisi keuangan" Akan tetapi, ketentuan akuntansi telah berubah sehingga saat ini banyak sewa jangka panjang harus ditunjukkan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset yang dikapitalisasi" dengan kewajiban yang berkaitan dengannya juga ditunjukkan. Untuk sewa ini, pelaporan laba terpengaruh. Sewa lainnya harus diungkapkan secara penuh di catatan atas laporan keuangan.

 

Catatan

Dewan Standar Akuntansi Keuangan di Amerika (The US Financial Accounting Standards Board-FASB) dan Dewan Standar Akuntansi Internasional (The International Accounting Standards Board-IASB) membentuk kelompok kerja internasional pada tahun 2006 untuk mempertimbangkan kembali standar akuntansi sewa. Walaupun terlalu cepat untuk menyatakan kerangka kerja akuntansi sewa yang dihasilkan dari kelompok kerja ini, tujuan yang melekat adslah meyakinkan adanya informasi yang lengkap, transparan dan berguna mengenai transaksi sewa dalam laporan keuangan. Dengan demikian, semua metode baru untuk mencatat aset dan kewajiban yang terlibat dalam pengaturan sewa akan memrlukan perpindahan pencatatan transaksi dari semua sewa operasi yang tercatat pada catatan atas laporan keuangan pindah ke laporan posisi keuangan penyewa. Jadi, bersiaplah untuk perubahan akuntansi besar-besaran, tidak lama lagi. sewa, kunjungi Untuk informasi terakhir-dari berbagai sumber-mengenai akuntansi sewa, kunjungi situs Equipment Leasing and Finance Association's Accounting Home di wwwelfaonline accounting/

 

3.      Perlakuan Pajak

Untuk tujuan pajak, penyewa dapat mengurangi keseluruhanjumlah pembayaran sewa dalam sewa (berorientasi pajak) yang terstruktur dengan baik. Internal Revenue Service (IRS- kantor pajak di Amerika Serikat) perlu yakin bahwa kontrak sewa benar-benar menunjukkan sewa dan bukan angsuran pembelian aset. Untuk meyakinkan mereka bahwa memang ada telah menetapkan beberapa petunjuk. Yang terpenting adalah bahwa pihak yang menyewakan memiliki investasi "berisiko" minimum, pada saat sewa maupun selama periode sewa, sebesar 20 persen atau lebih dar biaya perolehan aset. Ini berarti bahwa aset juga harus memiliki nilai residu minimal 20 persen dari biaya awal. petunjuk lainnya adalah bahwa sisa umur aset pada akhir periode sewa harus minimal satu tahun atau 20 persen dari umur estimasi awal dari tersebut. Tidak boleh ada penawaran pembelian yang diberikan ke a penyewa, juga tidak boleh ada pinjaman dari pihak penyewa ke pihak yang menyewakan. Terakhir, harus ada laba yang diharapkan dari kontrak sewa bagi pihak yang menyewakan selain dari keuntungan pajak.

 

IRS perlu memastikan bahwa kontrak sewa tersebut bukanlah pembelian aset, karena pembayaran sewa lebih cepat mengurangi nilai aset daripada depresiasi menurut pembelian langsung. Karena pembayaran sewa dapat dikurangkan untuk tujuan pajak, kontrak semacam itu akan memperkenankan pihak yang menyewakan untuk secara efektif" mendepresiasikan set lebih cepat daripada yang diizinkan menurut pembelian langsung. Jika kontrak sewa memenuhi kondisi yang disebutkan,pembayaran sewa penuh dapat dikurangkan untuk tujuan tidak, sewa dianggap sebagai kontrak penjualan bersyarat dan berlaku aturan pajak mengenai aset yang dapat didepresiasi.

 

Dengan sewa, biaya tanah diamortisasi dalam pembayaran sewa. Dengan mengurangi pembayaran sewa sebagai pengeluaran untuk tujuan pajak penghasilan federal, penyewa dapat secara efektif menghapus biaya awal dari tanah. Jika, yang terjadi adalah pembelian tanah maka perusahaan tidak dapat mendepresiasikannya untuk tujuan pajak. Ketika nilai tanah menunjukkan porsi yang besar dari aset yang diperoleh, pendanaan sewa dapat menawarkan keuntungan pajak bagi perusahaan. Sebagai ganti dari keuntungan pajak ini adalah residu tanah pada periode sewa. Perusahaan dapat juga memperoleh keuntungan pajak tertentu dalam ketentuan penjualan dan penyewaan kembali ketika aset dijual dengan harga yang lebih rendah daripada nilai terdepresiasinya.

 

4.      Alasan Ekonomi untuk Sewa

 Alasan utama dari adanya sewa adalah bahwa perusahaan, lembaga keuangan, dan individu memperoleh keuntungan pajak yang berbeda-beda dari kepemilikan aset Perusahaan dengan laba marginal mungkin tidak dapat mengambil manfaat penuh dari depresiasi yang dipercepat, sedangkan individu atau perusahaan kena pajak dengan penghasilan yang tinggi dapat merealisasikan hal ini. Perusahaan dengan laba marginal mungkin dapat memperoleh porsi keuntungan pajak yang lebih besar dariperusahaan berpenghasilan tinggi dengan melakukan sewa aset dibandingkan membeli aset. Karena persaingan antarpihak yang menyewakan bagian dari keuntungan pajak dapat berpindah ke penyewa dalam bentuk pembayaran sewa yang lebih rendah.

 

Perbedaan pajak lainnya berkaitan dengan pajak minimum alternatif (alternative minimum tax-AMT). Bagi perusahaan yang menggunakan AMT, depresiasi yang dipercepat adalah pos-pos preferensi pajak" sedangkan pembayaran sewa tidak demikian. Perusahaan seperti ini mungkin lebih memilih sewa, khususnya dari pihak lain yang membayar pajak dengan tarif efektif yang lebih tinggi. Makin besar perbedaan dalam kemampuan berbagai pihak untuk merealisasikan keuntungan pajak yang berkaitan dengan kepemilikan makin besar kemenarikan pendanaan sewa secara keseluruhan. Bukan keberadaan pajak tersebut yang mendorong s namun perbedaan dalam kemampuan berbagai pihak untuk merealisasikan keuntungan pajak.

Pertimbangan lainnya, meskipun ke adalah bahwa pihak yang menyewakan menikmati posisi yang lebih unggul dalam sidang kebangkrutan daripada ketika pihak tersebut adalah penyewa. Makin berisiko perusahaan yang mencari pendanaan, makin besar insentif bagi pemasok modal untuk mengadakan perjanjian sewa daripada perjanjian pinjaman

 

Selain alasan-alasan tersebut, masih ada hal-hal lain yang bisa menjelaskan keberadaan pendanaan sewa. Salah satunya, pihak yang menyewakan bisa menikmati skala ekonomis dalam pembelian aset yang tidak tersedia bagi penyewa individual. Hal ini khususnya berlaku untuk pembelian kendaraan dan truk Selain itu, pihak yang menyewakan dapat memiliki estimasi yang berbeda mengenai umur aset, nilai sisa, atau biaya peluang dana. Terakhir, pihak yang menyewakan mungkin dapat menyediakan keahlian ke pelanggannya dalam pemilihan dan perawatan peralatan. Meskipun semua faktor-faktor ini bisa menimbulkan sewa. penulis menganggapnya tidak sepenting alasan pajak.

 

E.     Mengevaluasi Pendanaan Sewa Dalam Kaitannya Dengan Pendanaan Utang

          Untuk mengevaluasi apakah duatu proposal sewa masuk akal secara ekonomi atau tidak kita harus membandingkan proposal tersebut dengan pendanaan aset dengan utang. Pilihan untuk sewa atau meminjam bergantung pada pola arus kas untuk setiap metode pendanaan dan pada biaya peluang dana.

Contoh Analisis        

McNabb Electronics, Inc ingin memperoleh peralatan yang harganya $148.000 untuk pabrikasi microprocessor. Perusahaan sewa bersedia mendanai peralatan tersebut dengan sewa sebenarnya berjangka 7 tahun. Persyaratan sewa diwajibkan untuk melakukan pembayaran tahunan sebesar $26.000. pembayaran sewa dilakukan dimuka, pada awal tahun selama 7 tahun. Pada akhir tahun ke 7 peralatan diharapkan memiliki nilai residu sebesar $30.000. Penyewa bertanggung jawab atas perawatan peralatan, asuransi dan pajak. Untuk mencari besar imbal hasil sebelum pajak untuk pihak yang menyewakan dapat dicari dengan menyelesaikan nilai R dari persamaan berikut:

Karena sewa dibayar dimuka maka kita akan mencari tingkat imbal hasil internal (R) yang menyamakan biaya aset dengan satu pembayaran sewa pada waktu 0, ditambah dengan present value dari anuitas yang terdiri  atas enam pembayaran sewa pada bagian akhir selama enam tahun kedepan, ditambahkan dengan present value dari nilai residu pada akhir tahun ke 7. Dari persamaan diatas dihasilkan nilai R sebesar 11.61%. Jika perusahaan sewa menginginkan imbal hasil sebelum pajak sebesar 13% maka besarnya pembayaran tahunan yang harus ditentukan dapat dicari dengan menggunakan persamaan dibawah ini:

          Jika aset ini dibeli McNabb dengan mendanaianya dengan pinjaman berjangka 7 tahun dengan tingkat bungan 12%. Perusahaan ada didalam kelompok pajak 40%. Aset ini termasuk dalam kelompok property 5 tahun. Untuk depresiasi digunakan metode modified accelerated cost recovery (MACR).

Biaya aset didepresiasi pada tingkat ini, sehingga:

Depresiasi tahun 1 : $148.000 x 20% = $29.600

Depresiasi tahun 2 : $148.000 x 32% = $47.360

Dan seterusnya, pada akhir tahun ke 7 McNabb berhak atas nilai residu sebesar $30.000. McNabb berhak atas nilai residu ini karena perusahaan ini akan menjadi pemilik dari peralatan tersebut berdasarkan alternatif pembelian.

          Sebelum memilih metode pendanaan penyewa harus menghitung imbal hasil sebelum pajak ke pihak yang menyewakan, dengen demikian memungkinkan penyewa untuk melakukan perbandingan dengan tingkat bunga untuk metode pendanaan lainnya. Jika imbal hasil sebelum pajak lebih ke pihak yang menyewakan lebih rendah dari tingkat peminjaman penyewa maka perhitungan perlu dilanjutkan hingga perhitungan setelah pajak.

1.      Nilai Kini Untuk Alternatif Sewa            

Dengan membandingkan present value atau nilai kini dari arus keluar untuk sewa dan peminjaman dapat diketahui metode pendanaan yang seharusnya digunakan. Alternatif yang dapat dipilih adalah yang memiliki nilai terendah pada present value dari kas keluar dikurangi arus kas masuk. Pembayaran sewa sebenarnya adalah pengeluaran maka pengeluaran tersebut dapat dikurangkan untuk tujuan pajak, namun hanya di tahun pembayaran dilakukan.

2.      Nilai Kini Untuk Alternatif Pinjaman

McNabb Electronics dianggap mendanainya secara keselaruhan dengan pinjaman berjangka pada tingkat bunga 12 persen dan jadwal pembayaran sama dengan konfigurasi umum pada jadwal pembayaran sewa atau pembayaran pinjaman dianggap dilakukan di awal tahun, bukan pada akhir tahun. Pinjaman sebesar $148.000 diambil pada waktu 0 dan dibayar selama tujuh tahun dengan pembayaran tahunan sebesar $28.955 pada setiap awal tahun. Proporsi bunga dalam setiap pembayaran bergantung pada jumlah pokok yang belum dibayar selama tahun tersebut. Jumlah pokok yang terutang selama tahun pertama adalah $148.000 dikurangi pembayaran pada awal tahun sebesar $28.955  atau $119.045. Bunga tahunan untuk tahun pertama ini adalah $119.045 x 12% = $14.285.

Selanjutnya untuk menghitung arus kas setelah pajak untuk alternatif utang, kita harus menentukan pengaruh pajak. Hal memerlukan pengetahuan mergenai jumlah bunga tahunan dan depresiasi tahunan. Dengan menggunakan schedule percepatan pemulihan biaya yang dipercepat (modified accelerated cost recovery schedule-MACRS) untuk kelompok properti lima tahun. Karena depresiasi dan bunga adalah beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak maka keduanya memberikan keuntungan pajak yang sama dengan jumlah depresiasi bunga dikalikan dengan tarif pajak yang ditanggung.

            Jika keuntungan dikurangkan dari pembayaran hutang, akan diperoleh arus kas keluar setelah pajak pada akhir setiap tahun. Pada akhir tahun ke - 7, aset diharapkan memiliki nilai sisa sebesar $30.000. Penarikan kembali depresiasi tergantung pada tarif pajak perusahaan sebesar 40% sehingga arus sebagai setelah pajak menjadi $18.000. Terakhir dapat dihitung nilai kini dari semua arus kas dengan tingkat diskonto 7.2% dan totalnya $ 87.952. Present value atau nilai kini dari arus kas keluar untuk alternatif utang ini sebesar $87.952, yaitu lebih kecil dari alternatif sewa, yaitu $93.509. Jadi sebaiknya perusahaan menggunakan pendanaan utang daripada pendanaan sewa untuk memperoleh aset tersebut. Walaupun tingkat bunga implisit dalam pendanaan sewa sebesar 11.61% dan lebih rendah dari biaya eksplisit pendanaan utang sebesar 12%. Akan tetapi jika aset dibeli perusahaan dapat mengambil manfaat dari depresiasi dengan metode MACR, dan hal ini lebih membantu menurut sudut pandang harga sekarang selain itu, nilai residu pada akhir proses adalah faktor yang baik , dimana ini akan dimiliki oleh pihak yang menyewakan jika menggunakan pendanaan sewa.

3.      Pertimbangan Lain

Keputusan untuk makan tergantung pada waktu dan dengan arus kas menurut kedua alternatif pendanaan, serta tingkat diskonto yang digunakan. Diasumsikan arus kas diketahui dengan relatif pasti. Hal ini bisa masuk akal dalam banyak hal, namun ada beberapa ketidakpastian yang kadang-kadang penting seperti estimasi dari sisa aset yang biasanya memiliki ketidakpastian yang cukup besar. Karena adanya ketidakpastian yang ada didalam sisa aset, seseorang dapat berargumen untuk mendiskontokan nilai sisa netto pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya utang perusahaan setelah pajak.  Misalnya saja, beberapa pakar memberi saran untuk menggunakan biaya modal perusahaan karena tingkat diskonto yang lebih sesuai untuk arus nilai sisa menurut alternatif membeli atau meminjam. Tingkat diskonto yang lebih tinggi daripada biaya utang perusahaan setelah pajak (7.2%) ke nilai sisa netto akan meningkatkan nilai present value dari arus kas keluar netto untuk alternatif utang, sehingga membeli atau meminjam menjadi kurang menarik.   

                                                                       

               

 

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

            Poin Penting Pembelajaran Pinjaman berjangka menunjukkan utang yang sebenarnya dijadwalkan untuk dibayar kembali selama lebih dari l tahun, namun umumnya kurang dari 10 tahun. Bank komersial, perusahaan asuransi, dan investor institusional lainnya mengadakan pinjaman berjangka bagi perusahaan bisnis. Bank juga menyediakan pendanaan dengan perjanjian kredit bergulir, yang menunjukkan komitmen formal bagi bank untuk meminjamkan sejumlah uang tertentu selama periode waktu tertentu. Pemberi pinjaman yang menawarkan kredit tanpa jaminan biasanya menetapkan batasan-batasan bagi peminjam. Batasan ini disebut syarat perjanjian utang protektif dan termasuk di dalam perjanjian pinjaman. Jika peminjam melanggar ketentuan dalam perjanjian pinjaman, pemberi pinjaman dapat segera mengambil tindakan

            Berdasarkan pinjaman dengan jaminan, perusahaan dapat memperoleh pendanaan jangka menengah dengan menjaminkan peralatan yang dimiliki atau yang sedang dibeli. Bank, perusahaan penjual peralatan cukup aktif dalam keuangan, dan jenis pendanaan dengan jaminan ini menyediakan pendanaan membayar sewa, penyewa (lessee) setuju untuk pihak yang menyewakan (lessor), secara periodik, untuk penggunaan ekonomis dari aset yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan. Dikarenakan kewajiban kontraktual ini, sewa dianggap sebagai metode pendanaan yang mirip dengan peminjaman. Sewa operasional adalah sewa jangka pendek yang sering dapat dibatalkan; sewa keuangan adalah sewa jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan. Sewa keuangan dapat mencakup perolehan aset berdasarkan sewa langsung, penjualan dan penyewaan kembali, atau sewa leverage.

            Salah satu alasan ekonomis utama untuk melakukan sewa adalah ketidakmampuan perusahaan untuk memanfaatkan semua keuntungan pajak yang berkaitan dengan kepemilikan aset. Hal ini dapat disebabkan oleh (1) operasional yang tidak menguntungkan, (2) ketentuan pajak minimum alternatif, atau pendapatan yang tidak memadai untuk memanfaatkan semua keuntungan pajak secara efektif. Sarana umum yang digunakan untuk menganalisis pendanaan sewa dalam kaitannya dengan pendanaan utang adalah mendiskonto nilai kini dari arus kas neto setelah pajak dalam masing-masing alternatif. Alternatif pendanaan yang lebih disukai adalah yang memberikan nilai kini dari arus kas keluar yang lebih rendah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar