MANAJEMEN
OPERASIONAL LANJUTAN
SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME DAN PRODUKSI “RAMPING”
(LEAN)
A.
JIT dan Operasi Ramping
JIT (just-in-time) adalah pendekatan berkelanjutan
dan penyelesaian masalah secara paksa yang berfokus pada keluaran dan
pengurangan penggunaan persediaan. Dengan penekanan pada peningkatan
berkelanjutan, penghargaan terhadap orang lain, dan praktik kerja standar.
Toyota Production System (TPS) diperlukan dalam lini perakitan.
Operasi
Ramping (lean operation) memasok sesuai dengan keinginan pelanggan ketika
pelanggan mengingingkannya, tanpa pemborosan, dan melalui perbaikan
berkelanjutan. Perbedaan antara ketiganya adalah:
·
JIT
menekankan pada penyelesaian masalah;
·
TPS
menekankan pada pembelajaran pegawai dan peningkatan lingkungan lini perakitan;
·
operasi
ramping menekankan pemahaman mengenai pelanggan.
1.
Meniadakan Limbah
Produsen
yang berpola piker “ramping” akan berpikir sempurna; tidak ada bagian yang
rusak, tidak ada persediaan, hanya aktifitas yang menambah nilai, dan tidak ada
sampah ataupun limbah. Taichii Ohno, yang dikenal akibat pekerjaannya di bidang
TPS, mengidentifikasikan hal-hal yang termasuk dalam tujuh kategori sampah.
Berikut 7 limbah menurut Ohno:
1)
Kelebihan produksi. Persediaan dalam bentuk apapun biasanya akan menjadi
sampah.
2)
Antrean: waktu menganggur, penyimpanan, dan menunggu adalah limbah.
3)
Transportasi: memindahkan bahan antar pabrik atau pusat kerja dan memegang
kendali lebih dari satu adalah limbah.
4)
Persediaan.
5)
Pergerakan: gerakan dari pelanggan atau orang yang tidak menambahkan nilai
adalah limbah.
6)
Proses berlebih.
7)
Produk cacat.
Selama
lebih dari satu abad, para manajer menggunakan suatu sistem housekeeping untuk
menjaga area kerja tetap bersih, teratur, dan efisien, serta sebagai upaya
mengurangi sampah (kini dikenal sebagai 5S). Berikut 5S tersebut:
1)
Sortir (sort / segregate): menyimpan kebutuhan dan membuang segala
sesuatu yang lain dari area kerja; jika ragu-ragu akan suatu barang, buanglah
barang tersebut.
2)
Sederhanakan (simplify / straighten): atur dan gunakan
perangkat-perangkat analisis metode untuk meningkatkan aliran keja dan
mengurangi pergerakan yang tidak bermanfaat.
3)
Sapu (shine / sweep): bersihkan area kerja setiap hari; hilangkan
kotoran, konstaminasi, dan barang-barang berserakan dari area kerja.
4)
Standarisasi (standardize): hilangkan varias-variasi proses dengan
membuat prosedur operasi standar dan daftar periksa; standar yang baik akan
sangat nyata.
5)
Disiplin diri (self-discipline): lakukan penilaian secara periodik untuk
menghargai upaya-upaya dan memotivasi agar kemajuan dapat terus berlangsung.
Manajer-manajer
dari AS sering menambahkan 2S tambahan, yaitu:
·
Keselamatan
(safety): ciptakan praktik-praktik keamanan yang baik ke dalam lima kegiatan di
atas.
·
Pemeliharaan
(support / maintenance): kurangi variabilitas, waktu menganggur yang tidak
direncanakan, dan biaya-biaya.
2.
Menghilangkan Variabilitas
Variabilitas
adalah segala penyimpangan yang berasal dari proses optimal yang mengeluarkan
produk sempurna dengan tepat waktu dan setiap saat. Semakin sedikit variablitas
di dalam sistem, maka semakin dikit pemborosan dalam sistem itu. Variabilitas
dapat bersumber dari:
1. Gambar atau spesifikasi teknik yang
tidak akurat.
2. Pekeja, mesin, dan pemasok yang
menghasilkan unit yang tidak sesuai standar, terlambat, atau dengan satuan yang
tidak sesuai.
3. Permintaan pelanggan yang tidak
diketahui.
Baik
JIT maupun pengurangan persediaan adalah alat yang efektif untuk mengenali
sebab-sebab variabilitas.
3.
Meningkatkan Keluaran
Keluaran
adalah ukuran yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu pesanan dari penerimaan
ke pengiriman. Waktu ketika permintaan sedang dikerjakan di pabrik sdisebut
waktu siklus produksi. Waktu ini menunjukkan periode antara kedatangan bahan
mentah dan pengiriman produk jadi.
Sebuah
teknik untuk meningkatkan keluaran disebut sistem tarik. Sistem tarik adalah
sebuah sistem yang menarik unit di mana ia diperlukan dan saat ia diperlukan.
Sistem tarik menggunakan sinyal untuk meminta dilakukannya proses produksi dan
pengiriman dari satu stasiun ke stasiun lain yang memiliki kapasitas produksi.
Dengan menarik bahan melalui sistem dengan ukuran lot yang sangat kecil pada
saat diperlukan, tumpukan persediaan dan sampah dapat dihilangkan. Sistem
dorong adalah lawan dari JIT. Menarik bahan melalui suatu sistem produksi –
saat diperlukan alih-alih dalam situasi “dorong” – biasanya dapat mengurangi
biaya, meningkatkan kinerja penjadwalan, dan menambah kepuasan pelanggan.
B.
Just-In-Time (JIT)
Dengan
penyelesaian masalah secara paksa yang berpusat pada keluaran dan persediaan
yang lebih sedikit, JIT menyediakan strategi yang kuat untuk meningkatkan
berbagai operasi bisnis. Dengan JIT, bahan-bahan tiba di mana dibutuhkan dan
hanya ketika dibutuhkan. Ketika suatu barang tidak tiba saat dibutuhkan, itu
“masalahnya”. JIT yang efektif harus didukung oleh kemitraan yang bermakna
antara pembeli dan pemasok.
Kemitraan
JIT
Suatu
kemitraan JIT timbul ketika pemasok dan pembeli bekerja sama dengan komunikasi
yang terbuka dan sasaran untuk mengurangi sampah (pemborosan) dan biaya.
Berikut beberapa sasaran dari kemitraan JIT:
1. Menghilangkan aktivitas yang tidak
perlu.
2. Menghilangkan perlunya menyimpan
persediaan di pabrik.
3. Menghilangkan persediaan dalam
transit dengan mendorong para pemasok dan calon pemasok untuk memilih lokasi di
dekat penjual, serta melakukan pengiriman dalam jumlah kecil, tetapi sering.
4. Meningkatkan kualitas dan keandalam
melalui komunikasi, kerja sama, dan komitmen jangka panjang.
Perhatian
Pemasok
1. Diversifikasi. Pemasok mungkin tidak ingin
terikat kontrak jangka panjang dengan hanya satu pelanggan. Pemasok beranggapan
risiko akan dapat dikurangi jika mereka mempunyai beberapa pelanggan.
2. Penjadwalan. Banyak pemasok kurang yakin
terhadap kemampuan pembeli untuk memproduksi pesanan dalam jadwal yang lancar
dan terkoordinasi.
3. Perubahan. Perubahan teknik atau
spesifikasi kerap merupakan malapetaka bagi JIT karena kurangnya waktu tunggu
bagi pemasok untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan yang diperlukan.
4. Kualitas. Anggaran permodalan,
proses-proses, dan teknologi dapat membatasi kualitas produk.
5. Ukuran lot. Para pemasok beranggapan
penerimaan barang dalam lot yang kecil secara sering merupakan suatu cara
mentransfer biaya penyimpangan yang seharusnya ditanggung pembeli kepada
pemasok.
C.
Tata Letak JIT
Tata
letak JIT mengurangi bentuk pemborosan lain, yaitu pergerakan. Bergeraknya
bahan pada suatu lantai pabrik tidak memberikan nilai tambah. Sebagai
konsekuensinya, para manajer menginginkan tata letak fleksibel yang mengurangi
pergerakan orang dari bahan. Tata letak JIT memindahkan bahan secara langsung
ke lokasi yang diperlukan.
1.
Pengurangan Jarak
Mengurangi
jarak adalah suatu konstribusi utama dari sel kerja, pusat kerja, dan pabrik
yang terfokus. Jalur produsi yang panjang dan lot ekonomis yang sangat besar
dengan barang-barang yang melintas melalui mesin yang sangat besar untuk
operasi tunggal sekarang sudah tidak ada lagi. Dewasa ini,
perusahaan-perusahaan menggunakan sel kerja yang biasanya disusun dalam bentuk
U dan mengandung beberapa mesin yang melakukan operasi-operasi berbeda.
2.
Peningkatan Fleksibilitas
Sel
kerja yang modern dirancang sedemikian hingga dapat ditata kembali dengan mudah
untuk menyesuaikan terhadap perubahan dalam volume, perbaikan produk, atau
bahkan desain-desain baru. Hampir tidak ada satu hal pun dalam
departemen-departemen baru yang tidak dapat diganti. Fleksibilitas tata letak membantu
perubahan-perubahan yang berasal dari perbaikan produk dan proses yang tidak
bisa diabaikan dengan adanya filosofi peningkatan berkelanjutan.
3.
Dampak pada Pekeja
Pekerja
yang bekerja bersama dilatih silang sehingga mereka dapat menghadirkan efisiensi
dan fleksibilitas pada sel kerja. Tata letak JIT membuat para pekerja dapat
bekerja sama sehingga mereka dapat saling berbagi permasalahan dan peluang
untuk dilakukannya peningkatan.
4.
Ruang dan Persediaan yang Berkurang
Karena
tata letak JIT mengurangi jarak perjalanan barang, JIT juga mengurangi
persediaan dengan menghilangkan ruang untuk persediaan. Ketika terdapat ruang
kecil, persediaan harus dipindah dengan jumlah lot yang sangat kecil atau
bahkan setiap satu unit. Unit selalu bergerak karena tidak ada gudang.
D.
Persediaan JIT
Persediaan
dalam sistem produksi dan distribusi biasanya bersifat jaga-jaga jika terjadi
sesuatu yang tidak beres. Artinya, persediaan hanya digunakan jika terjadi
perubahan dalam rencana produksi. Kemudian, persediaan “berlebih” ini digunakan
untuk menutupi perubahannya atau masalahnya. Taktik persediaan yang efektif
haruslah “just in time” dan bukan “just in case”. Persediaan just-in-time
adalah persediaan minimum yang diperlukan untuk menjaga agar suatu sistem dapat
berjalan dengan sempurna.
1.
Mengurangi Variabilitas
Gagasan
di balik JIT adalah meniadakan persediaan yang menyembunyikan variabilitas
dalam sistem produksi.
2.
Mengurangi Persediaan
Para
manajer operasi beralih ke JIT; pertama, dengan meniadakan persediaan. Dengan
mengurangi persediaan, manajemen telah membuang masalah yang tampak hingga
seluruh danaunya menjadi bersih. Setelah danaunya bersih, para manajer
mengurangi kembali persediaan, kemudian mengikis permasalahan yang tampak pada
tingkat berikutnya. Pada akhirnya, akan terdapat kondisi di mana tidak ada lagi
persediaan dan juga masalah.
3.
Mengurangi Ukuran Lot
Just-in-time
juga berarti meniadakan limbah dengan mengurangi investasi persediaan. Kunci
menuju JIT adalah menghasilkan produk yang baik dalam ukuran lot kecil.
Idealnya, dalam sebuah lingkungan JIT, ukuran pesanan adalah satu dan unit-unit
tunggal ditarik dari satu proses ke proses lain di sebelahnya.
4.
Mengurangi Biaya Penyetelan
Baik
biaya persediaan maupun biaya penyimpanan akan berkurang sejalan dengan
turunnya jumlah persediaan pesanan ulang dan tingkat persediaan. Namun, karena
persediaan memerlukan biaya pemesanan atau penyetelan pada unit yang
diproduksi, para manajer cenderung membeli pesanan dalam jumlah besar. Dengan
pesanan berjumlah besar, setiap unit yang dibeli atau dipesan hanya menyerap
sebagian kecil dari biaya penyetelannya. Cara mengurangi ukuran lot dan
persediaan rata-rata adalah mengurangi biaya penyetelan yang ada gilirannya
akan dapat mengurangi ukuran pesanan yang optimal.
E.
Penjadwalan JIT
Jadwal
efektif yang dikomunikasikan dalam organisasi dan kepada para pemasok luar akan
mendukung JIT. Penjadwalan yang lebih baik juga meningkatkan kemampuan untuk
memenuhi pesanan pelanggan, menurunkan persediaan dengan menjadikan ukuran lot
lebih kecil, dan mengurangi barang setengah jadi.
1.
Jadwal Bertingkat
Jadwal
bertingkat kerap memproses lot-lot kecil dengan alih-alih lot-lot besar yang
jumlahnya sedikit. Karena teknik ini menjadwalkan banyak lot kecil yang selalu
berubah, hal ini terkadang disebut penjadwalan “jelly bean”. Penjadwalan
mungkin mendapati bahwa membekukan sebagian jadwal yang paling dekat dengan
batas waktu membuat sistem produksi dapat berfungsi dan jadwalnya terpenuhi.
Pembekuan berarti tidak memperbolehkan perubahan dalam jadwal.
2.
Kanban
Suatu
cara mencapai lot yang kecil adalah memindahkan persediaan ke dalam pabrik
hanya jika dibutuhkan, alih-alih mendorongnya ke stasiun kerja berikutnya tanpa
mempertimbangkan ada atau tidaknya pekerja yang siap mengerjakan lot tersebut.
Orang-orang Jepang menyebut sistem ini sebagai kanban. Kanban membuat waktu
kedatangan dalam pusat kerja sama dengan waktu pemrosesan. Kanban adalah bahasa
Jepang dari kartu yang kemudian diartikan sebagai “isyarat” atau “tanda”,
sistem kanban memindahkan bagian-bagian produksi lewat suatu “tarikan” dari
suatu isyarat.
F.
Kualitas JIT
Hubungan
antara JIT dan kualitas sangatlah kuat. Hubungannya ada tiga. Pertama, JIT
memotong biaya untuk mendapatkan kualitas barang yang baik. Kedua, JIT meningkatkan
kualitas. Akhirnya, kualitas yang lebih baik memerlukan lebih sedikit penyangga
sehingga sistem JIT yang lebih baik dan lebih mudah diterapkan akan terbentuk.
G.
Sistem Produksi Toyota
1) Perbaikan
Berkesinambungan
Perbaikan
berkesinambungan dalam TPS berarti membangun budaya organisasional dan
menanamkan sistem nilai kepada para pekerja yang menekankan bahwa proses dapat
diperbaiki. Pada kenyataannya, perbaikan tersebut adalah bagian integral dari
pekerjaan setiap pekerja.
2) Menghargai
Orang Lain
Di
Toyota, orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan diperlakukan seperti tenaga
kerja berpengetahuan. Dengan pelatihan silang yang agresif dan klasifikasi
kerja yang sedikit, TPS mengolah kapasitas mental sekaligus fisik pekerjanya
dalam upaya yang menantang, yaitu memperbaiki operasi-operasi di Toyota. Para
pekerja diberdayakan.
3) Praktik
Kerja Standar
·
Pekerjaan
dispesifikasi dengan lengkap berkenaan dengan apa yang menjadi isi, urutan,
waktu, dan hasil keluarannya.
·
Hubungan
internal dan eksternal antara pelanggan dan pemasok dilakukan secara langsung
dengan menspesifikasikan pekerja, metode, waktu dan jumlah.
·
Produk
dan pelayanan harus mudah dan langsung.
·
Peningkatan
dalam sistem harus dibuat sesuai dengan “metode ilmiah” pada tingkat
terendah dalam organisasi.
H.
Operasi Ramping
Operasi
ramping berarti mengenali nilai pelanggan dengan menganalisis semua aktivitas
yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk, kemudian mengoptimalkan
keseluruhan prosesnya berdasarkan cara pandang pelanggan. Manajer menemukan hal
yang dapat memberikan nilai bagi pelanggan dan yang tidak.
Membangun
Organisasi Ramping
Peralihan
ke sistem poduksi ramping memang sulit. Membangun sebuah budaya organisasi di
mana pembelajaran dan perbaikan berkesinambungan adalah normanya merupakan
suatu tantangan. Namun, organisasi yang fokus pada JIT, kualitas, dan
peningkatan pekerja biasanya merupakan produsen yang ramping. Dengan demikian,
perusahaan menghilangkan berbagai aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah
di mata pelanggan.
Operasi
ramping cenderung berbagi hal-hal berikut:
·
Menggunakan
teknik just-in-time untuk meniadakan hampir semua persediaan.
·
Membangun
sistem yang membantu pekerja menghasilkan komponen yang sempurna setiap saat.
·
Mengurangi
kebutuhan ruangan dengan mengurangi jarak tempuh.
·
Mengembangkan
hubungan yang erat dengan para pemasok dengan membantu mereka memahami
pentingnya kebutuhan pelanggan.
·
Mendidik
para pemasok untuk menerima tanggung jawab dalam memuaskan kebutuhan pelanggan.
I.
Operasi Ramping Dalam Sektor Jasa
1.
Pemasok
Seperti
yang kita ketahui, hampir setiap restora mengadakan kesepakatan bisnis dengan
para pemasoknya berdasarkan JIT. Restoran yang tidak melakukannya biasanya akan
gagal.
2.
Tata Letak
Tata
letak yang ramping diperlukan dalam dapur restoran, di mana makanan dingin
harus disajikan dingin dan makanan hangat disajikan hangat.
3.
Persediaan
Pialang
saham menurunkan persediaan hingga mendekati nol setiap hari. Kebanyakan
pesanan jual dan beli terjadi secara langsung karena sebuah pesanan jual atau
beli yang tidak dieksekusi tidak dapat diterima oleh hampir semua klien.
Seorang pialang mungkin berada dalam masalah serius jika ia menahan sebuah
perdagangan yang tidak dieksekusi.
4.
Penjadwalan
Pada
loket penjualan maskapai penerbangan, fokus sistemnya adalah permintaan
pelanggan. Namun, permintaan tidaklah dipenuhi oleh ketersediaan inventori,
melainkan oleh pekerja. Melalui penjadwalan yang rumit, pekerja loket muncul
tepat waktu agar dapat memnuhi permintaan pelanggan, dan mereka menyediakan
pelayanan berdasarkan JIT.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer,
Jay, Barry Render and Chuck Munson.
2016. “OPERATIONS MANAGEMENT
Sustainability and Supply Chain Management”. New Jersey:Pearson.E-book.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar