Selasa, 09 Maret 2021
MSDM LANJUTAN MANAJEMEN KINERJA
MANAJEMEN
KINERJA
1. DEFINISIManajemen kinerja adalah suatu
proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok, dan
individu yang digerakkan oleh para manajer. Manajemen kinerja mencakup
pengkajian ulang terhadap kinerja secara berkesinambungan dan dilakukan secara
bersama berdasarkan kesepakatan mengenai sasaran, keahlian, kompetensi, rencana
kerja dan pengembangan, serta pengimplementasian rencana peningkatan dan
pengembangan lebih lanjut.2. MENGAPA DIPERLUKAN
MANAJEMEN KINERJA ?Hakikat
manajemen kinerja adalah bagaimana
mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya.MANFAAT MANAJEMEN KINERJA1.Manfaat
manajemen kinerja bagi manajer antara
lain berupa: memperbaiki
kinerja tim dan individual,
mengusahakan penghargaan nonfinansial pada staf, mengusahakan dasar untuk
membantu pekerja yang kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan
individu, mendukung kepemimpinan, proses motivasi dan pengembangan tim.MANFAAT MANAJEMEN KINERJA2.
Manfaat manajemen kinerja bagi individu
antara lain dalam bentuk : memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan
mendukung untuk tampil baik, membantu mengembangkan kemampuan dan kinerja,
peluang menggunakan waktu secara berkualitas.●●MANFAAT MANAJEMEN KINERJA3. Manfaat
manajemen kinerja bagi organisasi
antara lain adalah dalam menyesuaikan tujuan
organisasi dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja, memotivasi
pekerja, meningkatkan komitmen, memperbaiki
proses pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar keterampilan.3. Tujuan Manajemen
Kinerja1.Tujuan
Strategik2.Tujuan
Administratif3.Tujuan
Pengembangan●4. Prinsip Dasar Manajemen KinerjaAda
10 Prinsip Dasar Manajemen Kinerja1.Menghargai
kejujuran,2.Memeberikan
pelayanan,3.Tanggung
jawab,4.dirasakan
seperti bermain,5.Adanya
perasaan kasihan,6.Adanya
perumusan tujuan,7.Terdapat
konsensus dan kerja sama,8.sifatnya
berkelanjutan,9.terjadi
komunikasi dua arah dan10.mendapatkan
umpan balik.●5. Ruang lingkup penilaian kinerjaAdapun
Ruang
lingkup
penilaian
kinerja
mencakup
dalam
5W 1H :a.
What ( apa
yang dinilai)b.
Why ( kenapa
dinilai
)c.
Where ( dimana
penilaian
dilakukan
) d.
When ( kapan
penilaian
dilakukan
)e.
Who (siapa
yang akan
dinilai )f.
How ( bagaimana menilainnya)6. Model Manajemen Kinerjaa.Model Demingb.Model
Torrington dan
Hallc.Model
Costellod.Model
Armstrong dan
Barone.Model
Ken Blanchard dan
Gary Ridge●●●a. Model Demingb. Model Torrington dan Hallc. Model Costellod. Model Armstrong dan BaronCorporate
mission and strategicBusiness
and departemental
plans and goalsPerformanse
and development agreement (performance standard, performance measuremen.
Competence requirements, competence evidende
)Performance
and development plansAction-
work and developmentContinous-
monitoring and feedbackFormal
review feedback and joint assesmentRatingFinancial
rewarde. Model Ken
Blanchard dan Gary RidgePerformance
Planning (perencanaan
kinerja),Day-to-Day
Coaching (coaching setiap
hari),
atau
Execution (pelaksanaan),
danPerformance
Evaluation (evaluasi
kinerja)
atau
Review and Learning (peninjauan
ulang
dan
pembelajaran).7. KRITERIA
KEBERHASILAN MANAJEMEN KINERJAManajemen
kinerja dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:1.
Proses
manajemen kinerja telah memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh
individu dari pekerjaan dapat dipergunakan untuk memodifikasi tujuan
organisasi.2.
Proses
penyelenggaraan manajemen kinerja dapat disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya
dari organisasi dan bagaimana kinerja pada umumnya dikelola.3.
Manajemen
kinerja dapat memberi nilai tambah dalam bentuk hasil jangka pendek maupun
pengembangan
jangka panjang.4. Proses
manajemen kinerja berjalan secara transparan dan bekerja secara jujur dan adil.5. Pendapat
stakeholder diperhatikan tentang seberapa baik skemanya berjalan dan tindakan
diambil sesuai keperluan untuk memperbaiki berbagai proses. Jika perusahaan
memperhatikan dan berusaha
memenuhi
permintaan / kepentingan dari masing-masing stakeholder, maka manejemen kinerja
akan dapat berhasil.8. Tantangan Menajeman
KinerjaManajer9. Metode-Metode Penilaian
Kinerja1.Metode
umpan balik 360-derajat2.Metode
skala penilaian3.Metode
insiden kritis4.Metode
esai5.Metode
standar kinerja6.Metode
peringkat7.Metode
distribusi dipaksakan8.Metode
skala penilaian berjangkar keprilakuan9.Sistem
berbasis hasil1.
Metode umpan balik 360-derajatMetode
umpan balik 360-derajat adalah metode
yang melibatkan
masukan evaluasi dri banyak level
dalam perusahaan
sebagaimana pula dari sumbersumber
eksternal.2.
Metode skala penilaianMetode
skala penilaian adalah metode penilaian
kinerja yang
menilai karyawan berdasarkan
factor faktor yang
di tetapkan. Menggunakan pendekatan
ini para
evaluator mencatat penilaian mereka
Mengenai kinerja
pada sebuah skala.3.
Metode insiden kritisMetode
ini adalah metode penilaian kerja yang
membutuhkan pemeliharaan
dokumen
dokumen tertulis
mengenai tindakan karyawan
yang positif
dan sangat negative. 4.
Metode esaiEssay
method Adalah metode penilaian
Kinerja dimana dimana
penilai menulis narasi
singkat yang
menggambarkan kinerja karyawan5.
Metode standar kinerjaWork
standards method adalah penilaian kinerja
yang membandingkan
kinerja setiap karyawan
dengan stadar
yang telah di tetapkan atau
tingkat autput
yang di harapkan.6.
Metode peringkatRanking
method adalah metode penilaian
kinerja dimana
penilai menempatkan seluruh
karyawan dari
sebuah kelompok dalam urutan
kinerja keseluruhan.7.
Metode distribusi dipaksakanadalah
metode penilaian kinerja yang mengharuskan penilai untuk
membagi orang-orang dalam sebuah
kelompok kerja
kedalam sejumlah kategori terbatas,
mirip suatu
distribusi frekwensi normal.8.
Metode skala penilaian berjangkar
kepribadian adalah metode
penilaian kinerja yang
mengambungkan unsure-unsur
skala penilaian
tradisional dengan
metode insiden kritis;9.
Sistem berbasis hasilperiode
penilaian kinerja berikutnya dimasa lalu
merupakan suatu
bentuk management by
objektif.10. Pendekatan untuk
Mengukur Manajemen Kinerja1.Pendekatan
perbandingan (Comparative approach). a. Rangking
langsung b. Ranking
alternatif c. Perbandingan
berpasangan (Paired Comparison) d. Metode
distribusi paksaan (Forced distribution)2.
Pendekatan berdasarkan sifat
(attribute approach). a. Skala
rating grafik. (Graphic Rating Scale) b. Skala
standar campuran.(Mixed standart scale)●3. Pendekatan
Berdasarkan Hasil (Result Approach) a. Manajemen
berdasarkan sasaran (Management by objectives) b. Pendekatan
standar kinerja. c. Pendekatan
Indeks langsung.4. Pendekatan
berdasarkan perilaku. a. Kejadian
kritis (Critical incident) b. Skala
rating yang diberi bobot menurut perilaku (Behaviorally Anchored rating scales/
BARS). c. Skala
pengamatan perilaku (Behavioral Observation Scales).11. Yang Dilakukan
Manajer untuk Mengelola Masalah – masalah Kinerja Karyawana.Mendiagnosis
Berbagai Penyebab Kinerja yang LemahFaktor-faktor
yang Harus Dipertimbangkan dalam
Menganalisis Kinerja yang Lemah:Masukan,
Karakteristik Karyawan, Umpan Balik, Standar atau sasaran Kinerja, dan Akibat.b. Berbagai
Tindakan untuk Mengelola Kinerja Karyawan12. Umpan Balik Kinerjaa. Peran
Manajer pada Proses Umpan Balik Kinerja yang EfektifUmpan
Balik Harus Sering Diberikan, Bukan Setahun SekaliMembuat
Konteks yang Tepat untuk PembahasanMeminta
Karyawan untuk Menilai Kinerjanya sebelum PembahasanMendorong
Bawahan untuk Terlibat pada PembahasanMengenal
Kinerja yang Efektif melalui PujianBerfokus
pada Berbagai Pemecahan MasalahMemfokuskan
Umpan Balik pada Perilaku atau Hasil-hasil, Bukan pada ManusiaMemperkecil
KritikMenyetujui
Berbagai Sasaran Khusus dan Menetapkan Tanggal Kemajuan Peninjauan Ulang
Sabtu, 06 Maret 2021
PERUNDINGAN KOLEKTIF
PERUNDINGAN KOLEKTIF
Perundingan kolektif merupakan sebuah proses di mana wakil organisasi pekerja dan wakil organisasi bisnis bertemu dan mencoba untuk menegosiasikan kontrak atau perjanjian yang menentukan hubungan serikat pekerja dengan pihak perusahaan.
Menurut UU Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan :
”Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak
Taktik-taktik yang digunakan sering kali berupa pengajuan tuntutan-tuntutan, tawar- menawar, pembujukan, penyampaian, tawaran balasan, dan ancaman untuk mogok serta penutupan pabrik (lockout).
Falsafahnya adalah untuk menghasilkan penyelesaian “sama-sama menang (win win solution)” yang lebih disukai daripada penyelesaian dengan satu pihak menang dan pihak lain kalah.
a. Isu perundingan wajib ( mandatory bargaining issues) yang tercakup dalam penetapan upah, jam kerja, serta syarat dan ketentuan kerja lainnya. Isu ini berpengaruh seketika dan langsung pada pekerjaan para karyawan.
b. Isu perundingan bebas (Permissive bargaining issues) isu-isu yang muncul , namun tidak ada pihak yang bisa mendesak agar isu-isu tersebut dirundingkan.
c. Isu-isu perundingan terlarang (prohibited bargaining issues), isu-isu yang menurut undang-undang merupakan pelanggaran hukum dalam perundingan bersama
a. Close Shop
b. Union Shop
c. Maintenance of membership
d. Agency Shop
e. Open Shop
f. Dues Checkoff
a. Daftar tarif upah
b. Bayaran lembur atau premium
c. Bayaran Juri
d. Bayaran pemberhentian atau pesangon
e. Liburan
f. Cuti
g. Perawatan keluarga
Menurut Mondy & Noe(2005), tidak ada cara untuk memastikan cepat dan dapat diterima bersamanya hasil negosiasi. Para pihak dapat berusaha untuk menciptakan kemajuan sendiri yang mantap dan hasil yang produktif. Perundingan bersama adalah kegiatan pemecahan masalah,oleh karena itu diperlukan komunikasi yang baik. Negosiasi harus dilakukan dalam ruang privasi , bukan di media-masa
Kegagalan dalam negosiasi dapat diatasi melalui campur tangan pihak ketiga, strategi negosiasi, dan manajemen strategi.
I. Intervensi Pihak Ketiga
a. Mogok atau Strike
b. Boikot(Boycott)
c. Byline Strike
d. Information Picketing
e. Secondary Boycott
f. Lockout
Sebagian besar perundingan bersama menghasilkan sebuah perjanjian tanpa kemacetan dalam negosiasi atau tindakan-tindakan yang mengganggu. Setelah para negosiator mencapai kesepakatan, mereka mempersiapkan perjanjian tertulis yang mencakup semua ketentuan, lengkap dan tanggal berlaku dan tanggal berakhirnya.
Setelah perjanjian diratifikasi selanjutnya akan dilaksanakan. Kedua pihak tidak bisa mengubah bahasa kontrak hingga tanggal berakhirnya, kecuali ada persetujuan bersama. Tujuan pihak manajemen maupun serikat pekerja adalah membuat perjanjian tersebut berfungsi untuk keuntungan semua pihak yang berkepentingan.
Tekanan – tekanan Serikat Buruh terhadap perundingan
Pemogokan adalah tindakan yang bersifat sementara dan secara bersama-sama yang berupa penghentian pelayanan karyawan kepada majikan dengan maksud untuk memperoleh kelonggaran yang lebih besar dalam hubungan pengkaryaan daripada yang mau diberikan oleh majikan ada meja perundingan.
Ada berbagai jenis pemogokan, antara lain adalah :
a. Pemogokan demi pengakuan (Recognition strike)
b. Pemogokan Ekonomis (Economic strike)
c. Pemogokan yurisdiksional (Jurisdictional strike)
d. Pemogokan liar (Wildcat strike)
e. Aksi duduk (Sit-down strike)
f. Pemogokan karena simpati/setia kawan (Sympathy strike)
Jika terjadi salah satu dari jenis pemogokan diatas, majikan perlu membuat perencanaan yang matang untuk digunakan selama penghentian kerja. Majikan harus mengusahakan hal-hal berikut :
Serikat buruh menginginkan agar kegiatan pabrik terhenti sepenuhnya selama pemogokan. Perondaan oleh para pemogok di depan pintu masuk pabrik, yakni larangan kerja bagi yang tidak mogok adalah alat yang paling efektif untuk mencapai sasaran ini.
Penyelesaikan Pihak Ketiga
Para pencari fakta (fact finders) bisa diangkat oleh pemerintah atau dipilih oleh ketua belah pihak. Sesudah penyelidikan atas perselisihan itu, suatu laporan akan diserahkan dan diumumkan. Kelemahan utama dari pendekatan ini adalah kurangnya penyelesaian akhir.
Mediasi adalah sebuah proses di mana pihak ketiga yang netral masuk dan mencoba untuk menyelesaikan perselisihan perburuhan saat terjadi kebuntuan perundingan kolektif. Dalam mediasi, pihak ketiga yang netral masuk dan mencoba untuk menyelesaikan perselisihan perburuhan yang mengalami jalan buntu ketika terjadi proses perundingan bersama. Pihak ketiga mencoba untuk merangsang buruh dan manajemen untuk mencapai beberapa jenis persetujuan. Para penengah juga sangat banyak digunakan dalam perundingan untuk menetapkan perjanjian kerja yang baru.
Arbitrase adalah sebuah proses di mana penyelesaian suatu sengketa adalah melalui pihak ketiga yang tidak memihak untuk mengambil keputusan yang mengikat. Dalam arbitrasi orang yang menjadi pihak ketiganya disebut arbitrator, yang mempunyai hak untuk ikut menentukan hasil dari perjanjian kolektif tersebut.
Dasar penetapan upah, jam kerja, dan kondisi kerja jarang ditentang sejak disahkan nya Wagner Act dan Taft-Hartley Act. Pokok persoalan lain dewasa ini adalah diskriminasi terhadap para karyawan atas dasar ras, kebangsaan, agama, jenis kelamin, atau umur.
Posisi perekonomian yang sulit telah menyebabkan banyak manajemen mencari “pengembalian” atau konsensi/kelonggaran dari buruh yang terorganisasi.
Meskipun kedua sisi meja perundingan adalah untuk beberapa derajat bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan negosiasi, kontraktor sering bertanggung jawab atas buruknya kinerja perundingan bersama dalam konstruksi dalam beberapa tahun terakhir karena asosiasi kontraktor lokal umumnya kurang terorganisasi dengan baik dan kurang profesional nya staf dari serikat yang mereka tangani.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA LANJUTAN MSDM INTERNASIONAL
MANAJEMEN SUMBER
DAYA MANUSIA LANJUTAN
MSDM INTERNASIONAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Makalah
ini membahas tentang “MSDM
Internasional”.
Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena
itu yaitu mengucapkan terima kasih kepada dosen Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan, yaitu bapak x. hingga tersusunnya
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga apa
yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................
1
Kata Pengantar
.................................................................................................................... 2
Daftar isi
.............................................................................................................................
3
Bab I : Pendahuluan
A. Latar belakang
.................................................................................................
4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
4
C. Tujuan ............................................................................................................
4
Bab II :
Pembahasan
A. Pengertian MSDM Internasional ....................................................................
5
B. Jenis-jenis MSDM Internasional .................................................................... 6
C. Perbedaan
MSDM dan MSDM Internasional.................................................. 7
D. Masalah-Masalah Manajemen Sumber Daya Manusia bagi Perusahaan
Internasional ....................................................................................................... 8
E. Bagaimana
Mengimplementasikan Sistem MSDM Internasional ..................
10
F. Hal-hal yang Mempengaruhi perbedaan MSDM Antar
Negara................... 12
G. Tantangan
MSDM Internasional ................................................................... 13
Bab III : Penutup
Kesimpulan .......................................................................................................
15
Daftar Pustaka ......………………………………………….............................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yaitu
bagaimana mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiiki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global yang selama inisering diabaikan. Globalisasi yang
sudah pasti dihadapi oleh bangsa indinesia menuntut adanya efisiensi dan daya
saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan
interaregional dan internasional akan terjadi persaingan antara negara.
Manajemen sumberdaya manusia adalah rancangan sistem-sistem
formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara
efektif dan efesien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional.
Dalam sebuah lingkuangan dimana angkatan kerja terus bertambah, hukum berubah,
manajemen sumber daya mnausia harus terus berubah dan
berkembang. Hal ini sangat benar ketika manajemen beroperasi secara global.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan MSDM Internasional?
2.
Apa saja
jenis-jenis MSDM Internasional?
3.
Apa perbedaan
MSDM dan MSDM Internasional?
4.
Apa
masalah-masalah MSDM Internasional?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
apa itu MSDM Internasional.
2.
Mengetahui
jenis-jenis dari MSDM Internasional.
3.
Mengerti
perbedaan MSDM dengan MSDM Internasional.
4.
Mengetahui
permasalahan MSDM Internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian MSDM Internasional
Manajemen Sumber Daya
Manusia Internasional adalah penggunaan sumber daya internasional untuk
mencapai tujuan organisasi tanpa memandang batasan geografis. Bidang MSDM
internasional dikarakteristikan oleh 3 pendekatan, yaitu :
1. MSDM internasional
menekankan manajemen lintas budaya (cross-cultural management) yaitu melihat
perilaku manusia dalam organisasi dari perspektif internasional.
2. Dikembangkan dari
hubungan industrial komparatif dan literature-literatur MSDM dan berusaha untuk
menggambarkan, membandingkan dan menganalisis sistem SDM di beberapa Negara.
3. Berusaha untuk
memberikan fokus pada aspek MSDM di perusahaan-perusahaan multinasional.
MSDM
Internasional sebagai pengaruh yang mempengaruhi (interplay) diantara ketiga
dimensi aktivitas-akivitas SDM, tipe-tipe karyawan, dan negara-negara operasi.
Dalam terminology luas MSDM Internasional melibatkan aktifitas-aktifitas yang
sama seperti MSDM domestik.
MSDM
Internasional dibagi dalam 3 dimensi yang meliputi
:
1. Aktivitas-aktivitas
SDM yang luas meliputi pengadaan tenaga kerja, alokasi dan pemanfaatan (ketiga
aktifitas luas ini dapat dengan mudah diperluas kedalam enam aktifitas SDM)
2. Kategori negara atau
bangsa yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas MSDM Internasional :
a. Negara tuan rumah
(host-country) dimana sebuah cabang dapat ditempatkan.
b. Negara asal
(home-country) dimana perusahaan itu memiliki kantor pusat.
c. Negara-negara lain
yang mungkin menjadi sumber tenaga kerja modal.
3. Tiga kategori karyawan dalam perusahaan
multinasional :
a. Karyawan Negara tuan
rumah (host-country nationals/HCNs)
b. Karyawan Negara asal
(parent-country nationals/PCNs)
c. Karyawan Negara
ketiga (third-country nationals/TCNs)
B.
Jenis-jenis MSDM Internasional
1.
Ekspatriat
Ekspatriat adalah seorang karyawan
yang bekerja dalam sebuah operasi, yang bukan merupakan warga yang berasal dari
Negara dimana operasi itu ditempatkan, tetapi karyawan tersebut merupakan
seorang warga yang berasal dari Negara dimana kantor pusat organisasi setempat.
2.
Warga dari Tuan Rumah
Seorang warga negara tuan rumah
adalah seorang karyawan yang bekerja untuk sebuah perusahaan dalam operasi yang
merupakan seorang warga dari negara dimana operasi itu ditempatkan, tetapi
kantor pusat perusahaan tersebut berada di negara lain. Tujuannya karena
organisasi tersebut ingin memperlihatkan dengan jelas bahwa organisasi membuat
satu komitmen dengan negara tuan rumah dan bukan hanya membuka sebuah operasi
luar negara.
3.
Warga dari Negara Ketiga
Karyawan ini adalah seorang warga
dari satu negara yang bekerja di negara kedua, dan dipekerjakan oleh sebuah
organisasi yang berkantor pusat negara ketiga.
C.
Perbedaan
MSDM dan MSDM Internasional
Perbedaan antara MSDM dan MSDM Internasional adalah:
1. Lebih
banyak fungsi dan kegiatan
Untuk
dapat beroperasi di lingkungan internasional, departemen SDM harus melaksanakan
sejumlah kegiatan yang mungkin tidak diperlukan dalam suatu lingkungan
domestic, perpajakan internasional, relokasi dan orientasi internasional,
pelayanan administrative untuk para ekspatriat, hubungan dengan Negara tuan
rumah, dan jasa penerjemah.
2. Perspektif
yang lebih luas
Para manajer domestik biasanya mengelola
program-program untuk sekelompok pekerja satu bangsa yang ditanggung oleh
kebijakan kompensasi yang seragam, dan yang membayar pajak kepada satu
pemerintah. Para manajer internasional menghadapi masalah dalam mendesain dan
mengelola program-program untuk pekerja yang terdiri dari lebih dari satu
kelompok bangsa, dan oleh karenanya mereka harus mempunyai pandangan global
terhadap berbagai permasalahan.
3. Lebih
terlibat dalam kehidupan pekerja
Tingkat keterlibatan yang lebih besar dalam
kehidupan pribadi pekerja diperlukan dalam melakukan seleksi, pelatihan, dan
manajemen yang efektif untuk para ekspatriat. Departemen SDM Internasional
perlu memastikan bahwa pekerja ekspatriatnya memahami pengaturan perumahan,
perawatan kesehatan, dan semua aspek paket kompensasi yang disediakan untuk
penugasan diluar negeri.
4. Tingkat
resiko yang lebih besar
Konsekuensi kegagalan manusia dan finansial
seringkali lebih besar di arena internasional daripada bisnis domestik.
Misalnya, kegagalan ekspatriat (kepulangan ekspatriat dari penugasan
internasional sebelum waktunya) adalah problem yang berbiaya tinggi bagi
perusahaan-perusahaan internasional. Aspek lainnya dari resiko ini adalah
terorisme. Perusahaan-perusahaan multinasional besar, sekarang ini harus
mempertimbangkan elemen ini secara teratur saat merencanakan
pertemuan-pertemuan dan penugasan-penugasan internasional.
5. Pengaruh
eksternal
Kekuatan-kekuatan yang lain yang mempunyai
dampak dalam arena internasional adalah pemerintahan tuan rumah, kondisi
ekonominya, dan praktek-praktek bisnis yang mungkin sangat berbeda dengan
negara asal perusahaan.
D. Masalah-Masalah
Manajemen Sumber Daya Manusia bagi Perusahaan Internasional
1. Hambatan-hambatan
Kebudayaan
Satu tantangan terbesar bagi Sumber Daya Manusia Internasional
pada umumnya adalah perbedaan kebudayaan antar Negara. Dalam isu terminologi
sosiologis dan pendidikan, hambatan-hambatan tersebut diilustrasikan sebagai
berikut :
Sosiologis
a.
Pandangan terhadap bisnis dan para manajernya
b.
Pandangan terhadap wewenang dan bawahan kerjasama antar
organisasi-antar bisnis, serikat pekerja dan pemerintah
c.
Pandangan terhadap prestasi
d.
Struktur kelas dan mobilitas individu
e.
Pandangan terhadap kekayaan dan perolehan materi
f.
Pandangan terhadap metode ilmiah
g.
Pandangan terhadap penanganan resiko
h.
Pandangan terhadap perubahan
Pendidikan
a.
Tingkat melek huruf dan tingkat pendidikan dasar
b.
Pelatihan teknikal terspesialisasi dan pendidikan umum tahap
kedua
c.
Pendidikan lanjut yang lebih tinggi
d.
Program-program pelatihan manajemen yang khusus (tidak
dijalankan oleh perusahaan)
e.
Sikap umum terhadap pendidikan dan pelatihan
f.
Kesesuaian pendidikan dengan persyaratan perusahaan
g.
Ketersediaan pendidikan bisnis
2. Proses-proses
manajemen
Dalam proses manajemen, ada sejumlah isu dan perhatian yang
dipengaruhi secara langsung oleh tipe atau jenis-jenis hambatan kebudayaan.
a.
Metode-metode dan alat-alat perencanaan
b.
Horison waktu kerja
c.
Tingkat dimana organisasi mekanistik
d.
Tipe-tipe kinerja dan standar pengendalian yang digunakan
e.
Derajat spesialisasi
f.
Derajat sentralisasi dan desentralisasi
g.
Rentang kendali
h.
Pengelompokan aktivitas dan departemen
i.
Derajat dan penggunaan komite
j.
Kriteria seleksi dan promosi
k.
Sifat dan luasnya program-program pelatihan
l.
Tingkat partisipatif versus manajemen otoriter
m.
Teknik-teknik dan struktur komunikasi
n.
Teknik-teknik memotivasi karyawan
3. Masalah-masalah
organisasional
Untuk membentuk, mempertahankan dan mengembangkan identitas
perusahaan, organisasi-organisasi multinasional perlu mengusahakan konsistensi
dalam cara-cara perusahaan mengelola Sumber Daya Manusia nya yang meliputi
dunia internasional. Akan tetapi agar efektif secara local mereka juga perlu
mengambil cara-cara untuk memenuhi persyaratan spesifik budaya dari masyarakat
yang berbeda.
E.
Bagaimana
Mengimplementasikan Sistem MSDM Internasional
1.
Membuat Sistem MSDM
Internasional Lebih Dapat Diterima
Pertama,
para pengusaha terikat dalam tiga praktik terbaik sehingga pada akhirnya sistem
MSDM Internasional yang mereka kembangkan dapat diterima oleh para manajer
lokal di seluruh dunia.
a. Ingatlah bahwa sistem global lebih
dapat diterima di organisasi yang benar-benar global.
Perusahaan-perusahaan ini dan semua manajer mereka
berfikir bahwa mereka memiliki lingkup dan perspektif global, dan semua atau
sebagian besar fungsi-fungsi dan operasi unit bisnis mereka benar-benar
berbasis global. Mereka bukan merupakan kumpulan sejumlah besar entitas lokal
begitu saja. Sebagai contoh organisasi yang benar benar global mensyaratkan
para manajer mereka untuk bekerja dalam tim global, mengidentifikasi dan
merekrut serta menempatkan secara global para karyawan yang telah mereka
pekerjakan.
b. Menyelidiki intimidasi terhadap
diferensiasi dan tentukan legitimasi mereka.
Para
manajer SDM berupaya untuk menstandardisasi seleksi, pelatihan, pen praktik
praktik SDM lainnya di seluruh dunia akan selalu menemui resistensi dari para
maianer setempat yang menolak, Anda tidak dapat melakukan hal karena kami beda
secara budaya dan banyak hal lainnya." Berdasarkan hasil penelitian ini,
penyelidik ini telah menemukan bahwa perbedaan-perbedaa ini biasanya tidaklah
beralasan.
c. Cobalah untuk bekerja dalam konteks budaya perusahaan yang kuat.
Budaya perusahaan yang kuat membantu pemanfaatan
kewenangan untuk menolak perbedaan geografis, Perusahaan yang menciptakan
budaya perusahaan yang kuat menemukan bahwa lebih mudah untuk mencapai
kesepakatan antar karyawan dengan jarak yang jauh saat tiba waktunya untuk
menerapkan praktik-praktik yang terstandardisasi seluruh dunia
2. Mengembangkan
sistem SDM Global yang Lebih Efektif
sama
juga, para peneliti telah menemukan bahwa perusahaan-perusahaan ini terikat
pada beberapa praktik-praktik dalam pengembangan sistem SDM yang efektif di
seluruh dunia.
a. Membentuk jaringan MSDM
Internasional
Para
manajer SDM perusahaan di seluruh dunia harus merasa bahwa mereka tidak hanya
para SDM lokal, merupakan satu bagian dari keseluruhan yang lebih besar,
dinamakan, jaringan global perusahaan.
b. Ingatlah
bahwa lebih penting untuk menstandardisasikan hasil akhir dan kompetensi
daripada metode tertentu.
Sebagai contoh,
(dengan mempertimbangkan para pelamar) para peneliti menyimpulkan bahwa
meskipun perusahaan-perusahaan dapat berupaya untuk melakukan standardisasi
perangkat secara global, poin pentingnya adalah sesungguhnya, bukan untuk
menstandardisasikan apa yang dinilai.
Menerapkan Sistem SDM Global
Akhirnya,
sesungguhnya menerapkan sistem SDM global, beberapa praktik-praktik terbaik
dapat membantu memastikan implementasi yang lebih efektif.
1. Ingatlah, "Anda tidak dapat cukup
mengomunikasikan. Sebagai contoh, "ada kebutuhan untuk kontak tetap dengan
para pembuat keputusan di tiap negara, juga dengan orang-orang yang akan
menerapkan dan menggunakan sistem tersebut.
2. Dedikasikan
sumber daya yang memadai untuk upaya-upaya SDM global. Sebagai contoh, jangan
mengharapkan kantor SDM setempat dengan tiba-tiba menerapkan prosedur analisis
pekerjaan yang baru kecuali kantor pusat unemberikan sumber daya yang memadai
untuk kegiatan-kegiatan tambahan ini.
F. Hal-hal yang
Mempengaruhi perbedaan MSDM Antar Negara
Ada beberapa hal
yang dapat mempengaruhi perbedaan MSDM dalam setiap negara. Hal ini dapat
terjadi karena perbedaan-perbedaan yang ada dalam sistem setiap negara juga
berbeda. Manajer harus mampu memanajemen sumber daya manusia yang tersedia
sehingga dapat tetap beroperasi dengan baik di negara di mana mereka bekerja
sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Berikut merupakan hal-hal yang
dapat mempengaruhi perbedaan MSDM antar negara:
1. Budaya
Perbedaan budaya
di setiap negara merupakan hal yang menjadi tantangan tersendiri bagi manajer
untuk memanajemen sumber daya manusia yang tersedia. MSDM harus mampu untuk
menciptakan kondisi yang baik antara pekerja dan lingkungan budaya di mana
mereka berada. Berikut 5 dimensi budaya:
a.
Individualisme dan kolektifitas
b. Kekuatan
jarak
c. Menghindari
ketidakpastian
d.
Maskulinitas/feminimitas
e. Orientasi
jangka panjang/jangka pendek
2. Pendidikan
Perbedaan
tingkat pendidikan antar negara juga mempengaruhi MSDM antar negara. MSDM di
negara maju akan berbeda dengan MSDM di negara berkembang. Kualitas sumber daya
manusia dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang mereka miliki. Oleh karena itu
MSDM antar negara dapat berbeda-beda karena tingkat pendidikan antar negara
juga berbeda.
3. Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi
di setiap negara memiliki perbedaan-perbedaan. MSDM terpengaruh juga oleh
sistem ekonomi negara di mana perusahaan sedang beroperasi. MSDM di negara
liberal akan berbeda dengan MSDM di negara yang menganut sistem ekonomi
terpusat. Oleh karena itu MSDM harus mampu menyesuaikan antara manajemen yang
sedang dilakukan dengan sistem ekonomi sebuah negara tempat beroperasi.
4. Sistem Politik
Sitem politik
yang dianut oleh suatu negara akan mempengaruhi MSDM dalam pembuatan dan
penerapannya. MSDM harus mampu menyesuaikan dengan sistem politik yang dianut
oleh negara yang sedang menjadi tempat operasi.
G.
Tantangan MSDM Internasional
Hal yang menantang dari mengelola sumber daya
manusia internasional adalah bahwa apa yang dapat dijalankan di sebuah negara
mungkin tidak dapat dijalankan di negara lain. Pemberi kerja menghadapi banyak
perbedaan politik, sosial, hukum, dan kultural antar negara dan orang di luar
negeri. Oleh karena itu, manajer harus dapat mengelola sumber daya manusia yang
ada dengan tepat di mana sumber daya manusia itu berada. Manajer mengandalkan
manajemen sumber daya manusia internasional (MSDMI) untuk menangani tantangan MSDM
Internasional tersebut. MSDMI dapat didefinisikan sebagai konsep dan teknik
manajemen sumber daya manusia yang digunakan manajer untuk mengelola tantangan
sumber daya manusia dari operasi internasional mereka. MSDMI umumnya berfokus
pada tiga topik utama :
1. Mengelola
sumber daya manusia di perusahaan global (sebagai contoh, menyeleksi,
melatih,dan memberikan kompensasi kepada karyawan yang bekerja di luar negeri)
2. Mengelola
karyawan ekspatriat (mereka yang dikirim oleh pemberi kerja ke luar negeri)
3. Membandingkan
praktik manajemen sumber daya manusia di negara-negara berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sumber
daya manusia internasional (MSDMI) adalah penggunaan sumber daya manusia
internasional untuk mencapai tujuan organisasi tanpa memandang batasan
geografis. MSDMI bertujuan agar perusahaan multinasional tetap dapat berjalan
dan beroperasi maksimal di negara yang berbeda-beda dengan memanajemen sumber
daya manusia yang ada sehingga sumber daya manusia yang dipekerjakan dapat
tetap bekerja dengan maksimal karena mereka dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja mereka. Jenis-jenis MSDM Internasional yang merupakan hasil
dari MSDM yaitu seperti ekspatriat, warga dari tuan rumah, dan warga dari
negara ketiga. Manajer harus mampu menyesuaikan sumber daya manusia yang ada
dengan lingkungan mereka beroperasi sehingga tidak terjadi pertentangan antara
perusahaaan dan negara yang merupakan tempat operasi. MSDMI memliki berbagai
tantangan dalam pelaksanaannya karena apa yang dapat dijalankan di sebuah
negara mungkin tidak dapat dijalankan di negara lain. Pemberi kerja menghadapi
banyak perbedaan politik, sosial, hukum, dan kultural antar negara dan orang di
luar negeri. Oleh karena itu, manajer harus dapat mengelola sumber daya manusia
yang ada dengan tepat di mana sumber daya manusia itu berada.
Daftar Pustaka
Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Indeks